"Kamuflase Ta'aruf"
Sebagian ikhwan dan akhwat banyak yang menjadikan proses ta'aruf sebagai pembenaran hubungan dan komunikasi tidak halal di antara mereka. Padahal tidak ubahnya mereka sedang terjerumus dalam hubungan antara muda-mudi pada umumnya, yaitu pacaran. Tetapi, ikhwan-akhwat tadi pun tidak mau disebut kalau mereka sedang berpacaran.
Proses
Ta'aruf ini tidak mengenal yang namanya saling SMS-an atau BBM-an,
dua-duaan, jalan-jalan berdua, baca Qur'an berdua, atau ngebangunin buat
Tahajud malam. Atau mungkin ada beberapa orang yang menjalani/melakukan
chating dan fecebookan dengan bingkai Ta'aruf yang berujung tidak jauh
beda dengan yang namanya Pacaran. Hal ini bukanlah sebuah proses yang syar’i menuju Pernikahan.
Kaidah-kaidah yang perlu dijaga dalam proses ini antar lain nondefensif,
tidak bereaksi berlebihan pada feedback negatif, serta terbuka untuk
mencoba pengalaman-pengalaman baru, Jujur, tidak curang, tidak berbohong
dan punya sense of integrity yang kuat, Menghormati batas-batas,
prioritas dan tujuan calon pasangan yang menyangkut diri mereka maupun
tidak, Pengertian, empati, dan tidak mengubah pasangannya sedemikian
rupa serta tidak mengontrol, manipulatif, apalagi mengancam pasangan
dalam bentuk apa pun. - See more at:
http://www.pinoci.net/2014/11/pacaran-dalam-pandangan-islam-taaruf.html#sthash.McYEoOTZ.dpuf
Secara bahasa Ta’aruf bisa bermakna
"Berkenalan" atau "Saling Mengenal". Berasal dari akar kata
"Ta’aarafa", yang mengandug makna bahwa, tujuan aslinya (utamanya)
adalah dari semua ciptaan Allah agar kita semua saling mengenal yang satu
terhadap yang lain. Sehingga secara umum, Ta’aruf bisa berarti 'Saling
Mengenal'.
Proses Ta'aruf ini tidak mengenal yang namanya
saling SMS-an atau BBM-an, dua-duaan, berboncengan, jalan-jalan berdua, baca Qur'an berdua,
atau ngebangunin buat Tahajud malam. Atau mungkin ada beberapa orang yang
menjalani/melakukan chatting melalui jejaring sosial dengan bingkai Ta'aruf yang berujung
tidak jauh beda dengan yang namanya Pacaran. Hal ini bukanlah sebuah
proses yang syar’i menuju Pernikahan.
Secara
bahasa Ta’aruf bisa bermakna "Berkenalan" atau "Saling Mengenal".
Berasal dari akar kata "Ta’aarafa", yang mengandug makna bahwa, tujuan
aslinya (utamanya) adalah dari semua ciptaan Allah agar kita semua
saling mengenal yang satu terhadap yang lain. Sehingga secara umum,
Ta’aruf bisa berarti 'Saling Mengenal'. - See more at:
http://www.pinoci.net/2014/11/pacaran-dalam-pandangan-islam-taaruf.html#sthash.McYEoOTZ.dpuf
Proses
Ta'aruf ini tidak mengenal yang namanya saling SMS-an atau BBM-an,
dua-duaan, jalan-jalan berdua, baca Qur'an berdua, atau ngebangunin buat
Tahajud malam. Atau mungkin ada beberapa orang yang menjalani/melakukan
chating dan fecebookan dengan bingkai Ta'aruf yang berujung tidak jauh
beda dengan yang namanya Pacaran. Hal ini bukanlah sebuah proses yang syar’i menuju Pernikahan.
Kaidah-kaidah yang perlu dijaga dalam proses ini antar lain nondefensif,
tidak bereaksi berlebihan pada feedback negatif, serta terbuka untuk
mencoba pengalaman-pengalaman baru, Jujur, tidak curang, tidak berbohong
dan punya sense of integrity yang kuat, Menghormati batas-batas,
prioritas dan tujuan calon pasangan yang menyangkut diri mereka maupun
tidak, Pengertian, empati, dan tidak mengubah pasangannya sedemikian
rupa serta tidak mengontrol, manipulatif, apalagi mengancam pasangan
dalam bentuk apa pun. - See more at:
http://www.pinoci.net/2014/11/pacaran-dalam-pandangan-islam-taaruf.html#sthash.McYEoOTZ.dpuf