Tampilkan postingan dengan label Akhlak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Akhlak. Tampilkan semua postingan

Rabu, 17 Juni 2015

"Kata Tanya dan Jalan Keluar"

"Kata Tanya dan Jalan Keluar"



Kata Tanya yang Kan Membawa Kita Menemukan Jalan Keluar

Sobat, pernahkah bertanya kenapa kita tidak bisa melakukan itu, kenapa kita gagal, atau kenapa kita tidak bisa seperti orang lain? Hmmm.... mungkin akan banyak jawaban excuse alias alasan dari pertanyaan itu. Boleh jadi kita ternyata salah mengajukan pertanyaan.

"Jangan Remehkan Hutang"

"Jangan Remehkan Hutang"


1. Orang yang mati membawa hutang akan diganti dengan amal kebaikannya.
2. Urusan orang yang berhutang masih tergantung.
3. Orang yang berniat tidak melunasi hutangnya dihukumi sebagai pencuri.

"Ibu, Pendidik Pertama dan Terbaik"

"Ibu, Pendidik Pertama dan Terbaik"




Begitu besar peran seorang ibu dalam mendidik anak-anaknya, maka tidak dapat dipungkiri bahwa ibu adalah madrasah yang pertama. Seorang Kartini pun mengakui hal itu, yang diutarakan lewat sebuah surat kepada Prof. Anton dan istrinya : “Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak perempuan, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama. [Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1902].

Selasa, 16 Juni 2015

"Hakikat Tawadhu"

"Hakikat Tawadhu"


# Hakikat Tawadhu' #

Syaikh Salim bin 'Ied al-hilali berkata:

Tawadhu adalah tunduk & patuh kepada otoritas kebenaran, serta kesediaan menerima kebenaran itu dari siapa pun yg mengatakannya, baik dalam keadaan ridha maupun marah.

Tawadhu' adalah merendahkan diri & santun terhadap sesama.

Tawadhu' adalah engkau tidak melihat dirimu memiliki nilai lebih dibandingkan hamba Allah yg lainnya.

Tawadhu' adalah engkau tidak melihat orang lain membutuhkanmu.
(At-Tawaadhu' fii Dhau-il kitaab was Sunnah)

Selasa, 09 Juni 2015

"Generasi Shaleh"

"Generasi Shaleh"





Anak shaleh dan berakhlak karimah menjadi dambaan setiap orang tua.  Allah subhaanahu ta'alaa mengajarkan agar orang tua berupaya sungguh-sungguh dan berdoa agar termasuk orang yang saleh, bersyukur dan mendapatkan generasi yang saleh (46:15).

Begitulah yang dicontohkan Nabi Ibrahim 'alaihissalaam (37:100, 14:40) dan Nabi Sulaiman alaihissalaam (27:15). Anak shaleh lahir dari orang tua yang shaleh, yakni yang berbakti kepada Allah dan Rasul, orang tuanya dan juga kepada anak-anaknya.            

Rabu, 27 Mei 2015

"Cantik Ujian"

"Cantik Ujian"

 

CANTIK ADALAH UJIAN

Fitrah manusia menyukai kecantikan dan inginkan kecantikan. Cantik itu adalah anugerah. Namun, percaya atau tidak, cantik itu juga sebenarnya merupakan satu ujian. Tetapi perlu diingat bahwa cantik itu adalah amat subjektif.

Barangkali ada yang memiliki wajah cerah dan licin tetapi tidak nampak seri, barangkali ada pula yang gelap dan biasa sahaja tetapi begitu manis dipandang.

Cahaya iman mungkin?
Berbalik kepada judul tulisan ini. Cantik adalah ujian. Mengapa begitu?


Senin, 25 Mei 2015

"Bahagia itu Dekat, Berbagi itu Nikmat"

"Bahagia itu Dekat..Berbagi itu Nikmat"



Sore itu sehabis pulang kantor, Umar mampir di sebuah kedai soto di jalan Gusti Ngurah Rai, Klender. Memesan semangkok soto dan duduk membaca koran menunggu macet yang belum juga terurai.

Seorang ibu setengah tua dengan 2 anak dengan penampilan sederhana masuk, " Mas, berapa harga semangkok soto?" tanya ibu.
" 10.000, Bu," kata penjual soto dengan senyuman.

"Kedua anak saya sungguh ingin makan soto, tapi uang saya hanya 7000 rupiah, apa bisa dibuat 2 porsi walau hanya kuah dan sedikit mie, tak menjadi masalah," tanya ibu sedikit ragu.

Sabtu, 23 Mei 2015

"Akibat Melukai Hati Ibu"

"Akibat Melukai Hati Ibu"



 
Memang sudah lazimnya selepas sholat Idul Fitri, kita saling bermaaf-maafan agar menjadi pribadi yang fitrah layaknya seorang bayi yang baru lahir. Begitu pula dengan keluarga kami. Setelah selesai melaksanakan Shalat Id berjamaah, keluarga besar kami berkumpul di rumah. Ibuku adalah anak tertua dari 6 bersaudara. Sudah kaprahnya bila yang muda berkunjung ke rumah yang tua. Maka adik-adik ibu pun memboyong keluarganya untuk berkumpul di rumah kami.

Setelah bermaaf-maafan satu sama lainnya, kamipun makan ketupat bersama. Orang Minang memang sangat suka makan dengan dikuahi santan. Makanya aku dan ibu membuat gulai sayur paku dengan  santan yang cukup banyak. Ternyata itu tidak cukup, ketupat masih  saja tersisa. Saat itu, ibuku sedang melayani karib kerabat yang berdatangan. Kebetulan di dapur hanya aku dan bibi, maka aku menyarankan pada bibi untuk membuat gulai kembali. Namun bibiku mengatakan “Alah tu, liok bana urang beko” (“Sudah tu, bosan orang nanti”). Aku tidak kehilangan akal, segera aku membeli kuah sate yang tidak jauh dijual dari rumah kami.

Ketika aku pulang membawa kuah sate yang lumayan banyak, ibu pun memarahiku. Aku dikatakan sebagai “padusi palala” (wanita yang suka bepergian) oleh ibu. Ibu juga memarahiku karena malas membuat gulai dan mencari kesempatan untuk bepergian. Lantas, aku mengatakan pada ibu bahwa kuah sate yang aku beli supaya ketupat-ketupat yang bersisa tidak mubadzir. Namun ibu tetap saja memarahiku, aku dimaki-maki dengan perkataan yang cukup kasar. Mendengar  semua perkataan ibu, air mtaku langsung berjatuhan. Segera aku berlari menuju kamar dan membanting pintu dengan keras.

Senin, 04 Mei 2015

"Hormatilah Dirimu, Jagalah Dirimu"

"Hormatilah Dirimu, Jagalah Dirimu"


Wahai Akhwat, Hormatilah Dirimu, Jagalah Dirimu

Dalam beberapa hari ini saya sering melihat banyak munculnya tulisan baik berbentuk status ataupun gambar yang kurang lebih bertuliskan:

“Lelaki yang baik adalah ia yang bukan mendatangimu namun mendatangi ayahmu (yang langsung melamarmu).”

Status seperti itu pun menyebar dan semua orang berlomba-lomba menuliskan kembali karena merasa hal tersebut sangat sesuai dengan yang mereka pikirkan. Tidak ada yang salah tentang hal tersebut dan saya rasa semua setuju akan hal itu (termasuk saya). Dalam kalimat tersebut terlihat adanya penekanan bagi para Ikhwan untuk menjaga dirinya dengan tidak mendekati sang akhwat sampai sang ikhwan siap menikah. Setelah siap juga langsung melamar mendatangi sang Ayah.

Hal ini sangat menarik bagi saya jika kita melihatnya justru dari sisi si Akhwat. Lalu apa yang harus dilakukan sang akhwat? Diam? Hanya menunggu? Tentu tidak.

Senin, 20 April 2015

"Sabar Ada Batasnya?"

"Sabar Ada Batasnya?"

ADAKAH BATAS KESABARAN DALAM MENGHADAPI MASALAH ?

Sabar itu ada batasnya. Sering kita mendengar kata-kata seperti itu, dan terkadang kita sendiri pun mengucapkan hal itu.

Tapi, ketika ditanya tentang batas kesabaran, tak pernah ada jawaban yang sama, jelas dan pasti, kapan, bagaimana dan sejauh mana kesabaran itu sampai pada batasnya.

Sabtu, 18 April 2015

"Mengaji kok Tidak Beda?"

"Mengaji kok Tidak Beda?"


Orang yang bersemangat mengaji ilmu Allah berkedudukan lebih mulia dari kebanyakan manusia.
Namun, banyak dari kita yang sudah mengaji tapi masih sama dengan kebanyakan.

Kebanyakan manusia itu:
-Menyesatkan (QS. 6: 116),
-Tidak Bersyukur (QS. 2: 243),
-Tidak Tahu (QS. 7: 187),
-Lalai (QS. 10: 92),
-Fasiq (QS. 5: 49),
-Mengingkari Alquran (QS. 17: 89),
-Mengingkari Perjumpaan dengan Allah (QS. 30: 8),
-Tidak Beriman (QS. 11: 17)

Kamis, 16 April 2015

"Kamuflase Ta'aruf"


"Kamuflase Ta'aruf"

Sebagian ikhwan dan akhwat banyak yang menjadikan proses ta'aruf sebagai pembenaran hubungan dan komunikasi tidak halal di antara mereka. Padahal tidak ubahnya mereka sedang terjerumus dalam hubungan antara muda-mudi pada umumnya, yaitu pacaran. Tetapi, ikhwan-akhwat tadi pun tidak mau disebut kalau mereka sedang berpacaran.
Proses Ta'aruf ini tidak mengenal yang namanya saling SMS-an atau BBM-an, dua-duaan, jalan-jalan berdua, baca Qur'an berdua, atau ngebangunin buat Tahajud malam. Atau mungkin ada beberapa orang yang menjalani/melakukan chating dan fecebookan dengan bingkai Ta'aruf yang berujung tidak jauh beda dengan yang namanya Pacaran. Hal ini bukanlah sebuah proses yang syar’i menuju Pernikahan.

Kaidah-kaidah yang perlu dijaga dalam proses ini antar lain nondefensif, tidak bereaksi berlebihan pada feedback negatif, serta terbuka untuk mencoba pengalaman-pengalaman baru, Jujur, tidak curang, tidak berbohong dan punya sense of integrity yang kuat, Menghormati batas-batas, prioritas dan tujuan calon pasangan yang menyangkut diri mereka maupun tidak, Pengertian, empati, dan tidak mengubah pasangannya sedemikian rupa serta tidak mengontrol, manipulatif, apalagi mengancam pasangan dalam bentuk apa pun. - See more at: http://www.pinoci.net/2014/11/pacaran-dalam-pandangan-islam-taaruf.html#sthash.McYEoOTZ.dpuf


Secara bahasa Ta’aruf bisa bermakna "Berkenalan" atau "Saling Mengenal". Berasal dari akar kata "Ta’aarafa", yang mengandug makna bahwa, tujuan aslinya (utamanya) adalah dari semua ciptaan Allah agar kita semua saling mengenal yang satu terhadap yang lain. Sehingga secara umum, Ta’aruf bisa berarti 'Saling Mengenal'.

Proses Ta'aruf ini tidak mengenal yang namanya saling SMS-an atau BBM-an, dua-duaan, berboncengan, jalan-jalan berdua, baca Qur'an berdua, atau ngebangunin buat Tahajud malam. Atau mungkin ada beberapa orang yang menjalani/melakukan chatting melalui jejaring sosial dengan bingkai Ta'aruf yang berujung tidak jauh beda dengan yang namanya Pacaran. Hal ini bukanlah sebuah proses yang syar’i menuju Pernikahan.
Secara bahasa Ta’aruf bisa bermakna "Berkenalan" atau "Saling Mengenal". Berasal dari akar kata "Ta’aarafa", yang mengandug makna bahwa, tujuan aslinya (utamanya) adalah dari semua ciptaan Allah agar kita semua saling mengenal yang satu terhadap yang lain. Sehingga secara umum, Ta’aruf bisa berarti 'Saling Mengenal'. - See more at: http://www.pinoci.net/2014/11/pacaran-dalam-pandangan-islam-taaruf.html#sthash.McYEoOTZ.dpuf
Proses Ta'aruf ini tidak mengenal yang namanya saling SMS-an atau BBM-an, dua-duaan, jalan-jalan berdua, baca Qur'an berdua, atau ngebangunin buat Tahajud malam. Atau mungkin ada beberapa orang yang menjalani/melakukan chating dan fecebookan dengan bingkai Ta'aruf yang berujung tidak jauh beda dengan yang namanya Pacaran. Hal ini bukanlah sebuah proses yang syar’i menuju Pernikahan.

Kaidah-kaidah yang perlu dijaga dalam proses ini antar lain nondefensif, tidak bereaksi berlebihan pada feedback negatif, serta terbuka untuk mencoba pengalaman-pengalaman baru, Jujur, tidak curang, tidak berbohong dan punya sense of integrity yang kuat, Menghormati batas-batas, prioritas dan tujuan calon pasangan yang menyangkut diri mereka maupun tidak, Pengertian, empati, dan tidak mengubah pasangannya sedemikian rupa serta tidak mengontrol, manipulatif, apalagi mengancam pasangan dalam bentuk apa pun. - See more at: http://www.pinoci.net/2014/11/pacaran-dalam-pandangan-islam-taaruf.html#sthash.McYEoOTZ.dpuf

"4 Jenis Teman"

"4 Jenis Teman"

Yaitu, teman yang seperti:

(1) Makanan
(2) Obat
(3) Penyakit
(4) Racun

Racun-Racun Hati (4): Salah Pergaulan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sebuah hadits shahih bersabda,”Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi.

Penjual minyak wangi mungkin akan memberikan hadiah minyak wangi kepadamu, atau engkau akan membeli minyak wangi darinya, atau setidak-tidaknya engkau akan mendapatkan bau semerbak wangi (dari minyak wangi yang ia jual). Adapun bersama tukang pandai besi, engkau bisa terbakar karena apinya, atau jika tidak engkau pasti akan mendapati bau angus.”

Selasa, 24 Maret 2015

"Nasihat Luqman"

"Nasihat Luqman"
NASEHAT LUQMAN
(yang tidak ada di dalam al Qur'an)

Dalam bukunya Min Washaya al-Qur’an al-Karim (1/31-33), Muhammad al-Anwar Ahmad Baltagi, mengutip sebuah riwayat dari Malik bin Anas bahwasannya Luqman pernah menasehati putranya di bawah ini:

"Obat Riya"

"Obat Riya"

Setelah kita ketahui bahwa riya’ merusak amalan, maka seyogyanyalah bagi seorang muslim untuk mengetahui obat riya’ dan terapi penyembuhannya serta berjuang menghilangkan riya’ dari hatinya.

Ada dua cara untuk mengobati riya’ :

Pertama : dengan mencabut akarnya.

Ke dua : menolak riya’ yang muncul ditengah ibadah.

"Pahala Amal Anak Kecil"

"Pahala Amal Anak Kecil"

# Amalan Anak Kecil Yang Belum Baligh, Untuk Siapa (Pahala Amalan Itu) Ditulis?

Pertanyaan:

Apakah amalan anak kecil yang belum baligh seperti shalat, haji, tilawah Al Qur’an semuanya dihitung untuk orang tuanya ataukah untuk dirinya sndiri?

Jawab:

Alhamdulillah….

Amalan anak kecil yang belum baligh – yang dimaksud dalam hal ini amalan shalih –pahala amalan tersebut adalah untuk dirinya sendiri bukan untuk orang tuanya, tidak pula untuk yang lainnya. Akan tetapi orang tuanya mendapatkan pahala karena mengajari anaknya, mengarahkannnya kepada kebaikan, dan membantunya untuk mewujudkan kebaikan itu. Berdasarkan hadis dalam Shahih Muslim dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau menceritakan, “Ada seorang perempuan mengangkat anaknya seraya berkata, “Wahai Rasulullah apakah anak ini juga mendapatkan pahala haji?” Beliau menjawab: “Benar, dan engkau mendapatkan pahala.” (HR. Muslim)

Senin, 16 Maret 2015

"Majelis Ikhwan Kok Ngomongin Akhwat Mulu?"

"Majelis Ikhwan Kok Ngomongin Akhwat Mulu?"

Para shahabat Rasulullah dan penerusnya dari kalangan ulama salafush shalih, senantiasa menjaga pembicaraan di dalam majelis-majelisnya pertemuannya. Meskipun yang mereka bicarakan saat ‘nongkrong’ bukanlah perihal agama, tetapi pembicaraannya selalu terjaga dalam adab-adab Islami. Terlebih lagi jika majelis yang mereka hadiri adalah majelis ilmu agama.

Kini, para ikhwan yang konon dicap dengan stempel “kader” atau “thulab” atau “syabab” lebih banyak bercanda di dalam majelis-majelis mereka. Utamanya adalah majelis Whatsapp atau Facebook. Pembicaraan para ikhwan bujang, dan bahkan yang sudah menikah, akan berkisar pada dorongan syahwat lelaki, membicarakan perempuan, wanita, atau akhwat

Selasa, 10 Maret 2015

"Mabuk Asmara dan Terapinya"

"Mabuk Asmara dan Terapinya"


* MABUK ASMARA DANTERAPINYA *

Kisah kasih asmara itu lazim disebut dengan “asmara pra nikah”. “Mabuk asmara” bukan cinta dalam bentuk “anugerah”, tapi lebih merupakan kecenderungan birahi yang tak terkendali.

"Berkah Menundukkan Pandangan"

"Berkah Menundukkan Pandangan"



Kisah : MENUNDUKKAN PANDANGAN DARI GADIS CANTIK, ALLAH تعالى NIKAHKAN MEREKA

Gadis Amerika Serikat itu tampak gelisah. Satu per satu penumpang lift telah keluar, dan kini tinggallah ia bersama seorang pemuda Maroko. Ia khawatir akan diganggu atau terjadi apa-apa dengannya, sebab ia akan berada cukup lama di dalam lift di gedung tinggi itu. Telah banyak tindak kejahatan terjadi di New York. Dan berada di lift hanya berdua dengan pemuda asing, ketakutan itu makin menggelayut. Ia memasang kewaspadaan, sembari mengamati gerak-gerik pemuda itu.

Selasa, 24 Februari 2015

"Kearifan Rumah Tangga"

"Kearifan Rumah Tangga"

Kalimah dalam QS Ar Rum 21 “an kholaqo lakum min anfusikum” menegaskan bahwa meskipun jenis berbeda namun asal semua adalah sama yaitu “dari dirimu sendiri”. Ini artinya bahwa ada titik temu. Memang tak bisa dipungkiri istri maupun suami memiliki latar belakang, pendidikan, watak, ataupun pengalaman yang berbeda satu sama lain.