"Ilusi Romantisme"
Hati manusia selalu berubah-berubah. Terkadang lembut terkadang keras. Suatu kali dalam keadaan lurus, di kali yang lain condong kepada kesesatan. Begitulah fitrahnya. Untuk itu, kita di anjurkan untuk sering-sering meminta kepada Allah subhaanahu wa ta'alaa untuk membimbing hati kepada ketaatan. Rasulullah shalllallaahu 'alaihi wa sallaam mengajarkan doa berkaitan hati yang mudah berubah-ubah ini. Seperti:
اَللَّهُمَّ مُـصَـــرِّفَ الْـقُلُـــــــــــوْبِ، صَرِّفْ قُلُوْبَنَــا عَلَى طَاعَتِكَ
“Ya Allah, yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami untuk taat kepada-Mu.” (H.R. Muslim)
يَـــامُـقَلِّبَ الْـقُلُـــــــــــوْبِ، ثَـبِّتْ قَـلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ
“Wahai Rabb yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku pada agama-Mu.” (H.R. At-Tirmidzi, Ahmad, dan al-Hakim)
Salah satu yang bisa membolak-balikkan hati adalah romantisme karena romantisme dapat mengalahkan logika dan menjadikan manusia tidak berpikir realistis. Hati yang mudah terpengaruhi romantisme tergolong hati yang lemah. Romantisme menjadi cikal bakal terbentuknya karakter manusia yang dominan menggunakan perasaan. Dan romantisme disuburkan dengan adanya film, drama, senandung, syair, puisi, ataupun lagu-lagu.
Seseorang bisa sangat mengagumi secara berlebihan terhadap sesuatu atau seseorang lantaran sentuhan romantisme. Perasaan kagum berlebihan dapat menjerumuskan kepada pemujaan. Tentunya ini merupakan salah satu bentuk kesyirikan. Na'udzu billaah.
Berikut adalah beberapa ideologi dan karakter manusia yang tumbuh dan berkembang dari romantisme:
1. Komunisme
Ideologi ini mencerminkan seseorang pemimpin yang begitu diagungkan oleh rakyatnya. Pengagungan ini ditimbulkan atas adanya doktrin-doktrin yang mengikat rakyatnya secara emosional. Doktrin tersebut disebarkan melalui beberapa cara, misalnya lagu mars, foto-foto heroik, dan lain sebagainya. Kekuatan militer menjadi pengikat. Jika terindikasi ada rakyat yang 'menyimpang', pemimpin melalui militernya akan 'menghabisinya'.
2. Nasionalisme
Ideologi ini mengajak seseorang untuk mencintai tanah air. Harun Yahya dalam bukunya yang berjudul "Ancaman Dibalik Romantisisme" menyebutkan bahwa "dalam pengertian paling umum, Nasionalisme merujuk pada cinta individu kepada bangsa dan negaranya. Cinta ini baik dan sepenuhnya sentimen yang sah. Karena ia tidak bertentangan dengan agama, tidak memiliki efek merusak bagi kemanusiaan. Sentimen nasionalistis menjadi tidak sah apabila semua itu menjadi irasional atau fanatis. Misalnya, jika seseorang, karena cinta kepada negaranya, tanpa alasan mulai mempunyai perasaan bermusuhan terhadap bangsa lain, atau menginjak-injak hak bangsa dan rakyat lain demi kepentingan diri sendiri, jika dia merampas tanah air atau mengambil alih hak milik mereka, maka dia sudah melewati batas-batas sah. Atau apabila dia membiarkan rasa cinta kepada bangsanya berubah menjadi rasisme, yaitu, ketika dia mengklaim bahwa bangsanya lebih tinggi dari lainnya, berarti dia sudah mengambil pandangan yang irasional".
3. Pemahaman agama yang salah (Kesesatan)
Ego manusia terkadang melampaui keterbatasannya dalam memahami dan memecahkan semua rahasia Allah subhaanahu wa ta'ala. Ego dan hawa nafsu menuntun manusia untuk 'kreatif' mengartikan petunjuk dari Allah azza wa jalla menurut pikiran dan logika masing-masing. Akibatnya selalu ada kaum yang membangkang atas syariat yang disampaikan Nabi dan Rasul pada setiap zamannya. Tidak terkecuali kaum muslimin. Sejak wafatnya Rasulullaah shollallaahu 'alaihi wa sallaam hingga saat ini, terus bermunculan aliran-aliran menyimpang. Padahal Allah azza wa jalla memerintahkan manusia untuk bertanya tentang agama kepada ahlinya, Allah azza wa jalla berfirman:
فَسَۡٔلُوٓاْ أَهۡلَ ٱلذِّكۡرِ إِن كُنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ
Hati manusia selalu berubah-berubah. Terkadang lembut terkadang keras. Suatu kali dalam keadaan lurus, di kali yang lain condong kepada kesesatan. Begitulah fitrahnya. Untuk itu, kita di anjurkan untuk sering-sering meminta kepada Allah subhaanahu wa ta'alaa untuk membimbing hati kepada ketaatan. Rasulullah shalllallaahu 'alaihi wa sallaam mengajarkan doa berkaitan hati yang mudah berubah-ubah ini. Seperti:
اَللَّهُمَّ مُـصَـــرِّفَ الْـقُلُـــــــــــوْبِ، صَرِّفْ قُلُوْبَنَــا عَلَى طَاعَتِكَ
“Ya Allah, yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami untuk taat kepada-Mu.” (H.R. Muslim)
يَـــامُـقَلِّبَ الْـقُلُـــــــــــوْبِ، ثَـبِّتْ قَـلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ
“Wahai Rabb yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku pada agama-Mu.” (H.R. At-Tirmidzi, Ahmad, dan al-Hakim)
Salah satu yang bisa membolak-balikkan hati adalah romantisme karena romantisme dapat mengalahkan logika dan menjadikan manusia tidak berpikir realistis. Hati yang mudah terpengaruhi romantisme tergolong hati yang lemah. Romantisme menjadi cikal bakal terbentuknya karakter manusia yang dominan menggunakan perasaan. Dan romantisme disuburkan dengan adanya film, drama, senandung, syair, puisi, ataupun lagu-lagu.
Seseorang bisa sangat mengagumi secara berlebihan terhadap sesuatu atau seseorang lantaran sentuhan romantisme. Perasaan kagum berlebihan dapat menjerumuskan kepada pemujaan. Tentunya ini merupakan salah satu bentuk kesyirikan. Na'udzu billaah.
Berikut adalah beberapa ideologi dan karakter manusia yang tumbuh dan berkembang dari romantisme:
1. Komunisme
Ideologi ini mencerminkan seseorang pemimpin yang begitu diagungkan oleh rakyatnya. Pengagungan ini ditimbulkan atas adanya doktrin-doktrin yang mengikat rakyatnya secara emosional. Doktrin tersebut disebarkan melalui beberapa cara, misalnya lagu mars, foto-foto heroik, dan lain sebagainya. Kekuatan militer menjadi pengikat. Jika terindikasi ada rakyat yang 'menyimpang', pemimpin melalui militernya akan 'menghabisinya'.
2. Nasionalisme
Ideologi ini mengajak seseorang untuk mencintai tanah air. Harun Yahya dalam bukunya yang berjudul "Ancaman Dibalik Romantisisme" menyebutkan bahwa "dalam pengertian paling umum, Nasionalisme merujuk pada cinta individu kepada bangsa dan negaranya. Cinta ini baik dan sepenuhnya sentimen yang sah. Karena ia tidak bertentangan dengan agama, tidak memiliki efek merusak bagi kemanusiaan. Sentimen nasionalistis menjadi tidak sah apabila semua itu menjadi irasional atau fanatis. Misalnya, jika seseorang, karena cinta kepada negaranya, tanpa alasan mulai mempunyai perasaan bermusuhan terhadap bangsa lain, atau menginjak-injak hak bangsa dan rakyat lain demi kepentingan diri sendiri, jika dia merampas tanah air atau mengambil alih hak milik mereka, maka dia sudah melewati batas-batas sah. Atau apabila dia membiarkan rasa cinta kepada bangsanya berubah menjadi rasisme, yaitu, ketika dia mengklaim bahwa bangsanya lebih tinggi dari lainnya, berarti dia sudah mengambil pandangan yang irasional".
3. Pemahaman agama yang salah (Kesesatan)
Ego manusia terkadang melampaui keterbatasannya dalam memahami dan memecahkan semua rahasia Allah subhaanahu wa ta'ala. Ego dan hawa nafsu menuntun manusia untuk 'kreatif' mengartikan petunjuk dari Allah azza wa jalla menurut pikiran dan logika masing-masing. Akibatnya selalu ada kaum yang membangkang atas syariat yang disampaikan Nabi dan Rasul pada setiap zamannya. Tidak terkecuali kaum muslimin. Sejak wafatnya Rasulullaah shollallaahu 'alaihi wa sallaam hingga saat ini, terus bermunculan aliran-aliran menyimpang. Padahal Allah azza wa jalla memerintahkan manusia untuk bertanya tentang agama kepada ahlinya, Allah azza wa jalla berfirman:
فَسَۡٔلُوٓاْ أَهۡلَ ٱلذِّكۡرِ إِن كُنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ
“… maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kalian tidak mengetahui.” (QS. An-Nahl/16: 43)
4. Sentimentalitas Tinggi = Emosional TInggi
Sentimentalitas mencerminkan suatu karakter yang emosional atau mudah terbawa perasaan. Baik perasaan sedih atau perasaan marah. Orang yang memiliki sentimentalitas tinggi biasanya disebut orang sentimen.
Orang sentimen bukan hanya mudah marah dan mudah tersinggung, tetapi juga mudah bersedih. Kesalahan-kesalahan kecil sekalipun dapat memancing kemarahan orang sentimen. Kesulitan-kesulitan kecil juga dapat menjadi peyebab orang sentimen sedih berkepanjangan.
Karakter ini juga pada akhirnya memunculkan orang-orang dengan karakter pemarah,di sisi lain juga memunculkan orang-orang introvert, melankolis, pesimistis, sering galau, dan lain sebagainya.
5. Cinta Buta
Cinta buta mencerminkan sebuah ikatan perasaan yang sangat kuat antara dua manusia yang mengalahkan logika. Dua manusia yang terjalin dalam ikatan cinta buta terjebak dalam sikap saling mengagungkan satu sama lain. Masing-masing merasa memiliki hak dan kewajiban atas yang lainnya. Sepanjang hari mereka saling mengingat satu sama lain, saling meyenangkan satu sama lain, saling rela berkorban untuk satu sama lain, dan saling-saling yang lainnya.
Perbuatan-perbuatan tersebut dapat dikatakan menyaingi hak dan kewajiban terhadap Allah subhaahhu wa ta'ala. Karena rasa senang, rasa sedih, harapan, pengorbanan, cinta, dan lain sebagainya selayaknya hanya bagi Allah Yang Maha Mencintai. Tanpa cinta dan kasih sayang Allah azza wa jalla, tidak akan ada rasa cinta dan kasih sayang di dalam diri manusia.
Banyak di antara kita yang terjerat cinta buta dan oleh syaithon dijadikan indah atas perilaku-perilaku di dalamnya. Cinta buta pun bisa berupa cinta kepada orang tua, pasangan hidup, anak, harta, jabatan, dan benda-benda duniawi lainnya. Sesuai dengan firman Allah subhaanahu wa ta'alaa:
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
Artinya: "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)." (QS: Ali Imran/3: 14)
Itulah semua yang muncul dari romantisme. Yang semuanya berakar kepada satu hal, yaitu angan-angan kosong yang dibisikan oleh syaithan.
Allah subhaanahu wa ta'alaa berfirman:
4. Sentimentalitas Tinggi = Emosional TInggi
Sentimentalitas mencerminkan suatu karakter yang emosional atau mudah terbawa perasaan. Baik perasaan sedih atau perasaan marah. Orang yang memiliki sentimentalitas tinggi biasanya disebut orang sentimen.
Orang sentimen bukan hanya mudah marah dan mudah tersinggung, tetapi juga mudah bersedih. Kesalahan-kesalahan kecil sekalipun dapat memancing kemarahan orang sentimen. Kesulitan-kesulitan kecil juga dapat menjadi peyebab orang sentimen sedih berkepanjangan.
Karakter ini juga pada akhirnya memunculkan orang-orang dengan karakter pemarah,di sisi lain juga memunculkan orang-orang introvert, melankolis, pesimistis, sering galau, dan lain sebagainya.
5. Cinta Buta
Cinta buta mencerminkan sebuah ikatan perasaan yang sangat kuat antara dua manusia yang mengalahkan logika. Dua manusia yang terjalin dalam ikatan cinta buta terjebak dalam sikap saling mengagungkan satu sama lain. Masing-masing merasa memiliki hak dan kewajiban atas yang lainnya. Sepanjang hari mereka saling mengingat satu sama lain, saling meyenangkan satu sama lain, saling rela berkorban untuk satu sama lain, dan saling-saling yang lainnya.
Perbuatan-perbuatan tersebut dapat dikatakan menyaingi hak dan kewajiban terhadap Allah subhaahhu wa ta'ala. Karena rasa senang, rasa sedih, harapan, pengorbanan, cinta, dan lain sebagainya selayaknya hanya bagi Allah Yang Maha Mencintai. Tanpa cinta dan kasih sayang Allah azza wa jalla, tidak akan ada rasa cinta dan kasih sayang di dalam diri manusia.
Banyak di antara kita yang terjerat cinta buta dan oleh syaithon dijadikan indah atas perilaku-perilaku di dalamnya. Cinta buta pun bisa berupa cinta kepada orang tua, pasangan hidup, anak, harta, jabatan, dan benda-benda duniawi lainnya. Sesuai dengan firman Allah subhaanahu wa ta'alaa:
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
Artinya: "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)." (QS: Ali Imran/3: 14)
Itulah semua yang muncul dari romantisme. Yang semuanya berakar kepada satu hal, yaitu angan-angan kosong yang dibisikan oleh syaithan.
Allah subhaanahu wa ta'alaa berfirman:
يَعِدُهُمْ
وَيُمَنِّيهِمْ
وَمَا
يَعِدُهُمُ
ٱلشَّيْطَٰنُ
إِلَّا
غُرُورًا
Artinya: "(Setan itu) memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan
angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu hanya menjanjikan
tipuan belaka kepada mereka." (QS. An-Nisa/4: 120)
أُو۟لَٰٓئِكَ
مَأْوَىٰهُمْ
جَهَنَّمُ
وَلَا
يَجِدُونَ
عَنْهَا
مَحِيصًا
"Mereka (yang tertipu) itu tempatnya di neraka Jahanam dan mereka tidak akan mendapat tempat (lain untuk) lari darinya." (QS. An-Nisa/4: 121)
Wallaahu a'lam bis showab.
Penulis: Fauzi Daeji Ahmad, berdasarkan buku "Ancaman Di Balik Romantisisme" karya Harun Yahya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar