"Qowi Saja Tidak Cukup"
Ya, "QOWI" (Kuat) saja tidak cukup...
Selain "Qowi" harus pula "Amiin" (Amanah). Mari kita simak, bagaimana dua syarat ini diajukan oleh wanita cerdas dari Madyan, ketika dia meminta kepada Ayahnya untuk mempekerjakan Musa alaihissalam, yang telah membantunya mengambilkan air dari sumur bersama, Allah abadikan dalam al Quran:
قَالَتْ إِحْدَاهُمَا يَا أَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ ۖ إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ
Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Wahai ayahku ambillah ia sebagai pekerja kita, karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kau jadikan pekerja ialah orang yang QOWI (kuat) lagi AMIIN (dapat dipercaya)". (QS. Al Qashash/28: 26)
Ya, "QOWI" (Kuat) saja tidak cukup...
Selain "Qowi" harus pula "Amiin" (Amanah). Mari kita simak, bagaimana dua syarat ini diajukan oleh wanita cerdas dari Madyan, ketika dia meminta kepada Ayahnya untuk mempekerjakan Musa alaihissalam, yang telah membantunya mengambilkan air dari sumur bersama, Allah abadikan dalam al Quran:
قَالَتْ إِحْدَاهُمَا يَا أَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ ۖ إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ
Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Wahai ayahku ambillah ia sebagai pekerja kita, karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kau jadikan pekerja ialah orang yang QOWI (kuat) lagi AMIIN (dapat dipercaya)". (QS. Al Qashash/28: 26)