Tampilkan postingan dengan label Keluarga. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Keluarga. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 23 Mei 2015

"Akibat Melukai Hati Ibu"

"Akibat Melukai Hati Ibu"



 
Memang sudah lazimnya selepas sholat Idul Fitri, kita saling bermaaf-maafan agar menjadi pribadi yang fitrah layaknya seorang bayi yang baru lahir. Begitu pula dengan keluarga kami. Setelah selesai melaksanakan Shalat Id berjamaah, keluarga besar kami berkumpul di rumah. Ibuku adalah anak tertua dari 6 bersaudara. Sudah kaprahnya bila yang muda berkunjung ke rumah yang tua. Maka adik-adik ibu pun memboyong keluarganya untuk berkumpul di rumah kami.

Setelah bermaaf-maafan satu sama lainnya, kamipun makan ketupat bersama. Orang Minang memang sangat suka makan dengan dikuahi santan. Makanya aku dan ibu membuat gulai sayur paku dengan  santan yang cukup banyak. Ternyata itu tidak cukup, ketupat masih  saja tersisa. Saat itu, ibuku sedang melayani karib kerabat yang berdatangan. Kebetulan di dapur hanya aku dan bibi, maka aku menyarankan pada bibi untuk membuat gulai kembali. Namun bibiku mengatakan “Alah tu, liok bana urang beko” (“Sudah tu, bosan orang nanti”). Aku tidak kehilangan akal, segera aku membeli kuah sate yang tidak jauh dijual dari rumah kami.

Ketika aku pulang membawa kuah sate yang lumayan banyak, ibu pun memarahiku. Aku dikatakan sebagai “padusi palala” (wanita yang suka bepergian) oleh ibu. Ibu juga memarahiku karena malas membuat gulai dan mencari kesempatan untuk bepergian. Lantas, aku mengatakan pada ibu bahwa kuah sate yang aku beli supaya ketupat-ketupat yang bersisa tidak mubadzir. Namun ibu tetap saja memarahiku, aku dimaki-maki dengan perkataan yang cukup kasar. Mendengar  semua perkataan ibu, air mtaku langsung berjatuhan. Segera aku berlari menuju kamar dan membanting pintu dengan keras.

Selasa, 24 Maret 2015

"Nasihat Luqman"

"Nasihat Luqman"
NASEHAT LUQMAN
(yang tidak ada di dalam al Qur'an)

Dalam bukunya Min Washaya al-Qur’an al-Karim (1/31-33), Muhammad al-Anwar Ahmad Baltagi, mengutip sebuah riwayat dari Malik bin Anas bahwasannya Luqman pernah menasehati putranya di bawah ini:

"Pahala Amal Anak Kecil"

"Pahala Amal Anak Kecil"

# Amalan Anak Kecil Yang Belum Baligh, Untuk Siapa (Pahala Amalan Itu) Ditulis?

Pertanyaan:

Apakah amalan anak kecil yang belum baligh seperti shalat, haji, tilawah Al Qur’an semuanya dihitung untuk orang tuanya ataukah untuk dirinya sndiri?

Jawab:

Alhamdulillah….

Amalan anak kecil yang belum baligh – yang dimaksud dalam hal ini amalan shalih –pahala amalan tersebut adalah untuk dirinya sendiri bukan untuk orang tuanya, tidak pula untuk yang lainnya. Akan tetapi orang tuanya mendapatkan pahala karena mengajari anaknya, mengarahkannnya kepada kebaikan, dan membantunya untuk mewujudkan kebaikan itu. Berdasarkan hadis dalam Shahih Muslim dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau menceritakan, “Ada seorang perempuan mengangkat anaknya seraya berkata, “Wahai Rasulullah apakah anak ini juga mendapatkan pahala haji?” Beliau menjawab: “Benar, dan engkau mendapatkan pahala.” (HR. Muslim)

Selasa, 24 Februari 2015

"Kearifan Rumah Tangga"

"Kearifan Rumah Tangga"

Kalimah dalam QS Ar Rum 21 “an kholaqo lakum min anfusikum” menegaskan bahwa meskipun jenis berbeda namun asal semua adalah sama yaitu “dari dirimu sendiri”. Ini artinya bahwa ada titik temu. Memang tak bisa dipungkiri istri maupun suami memiliki latar belakang, pendidikan, watak, ataupun pengalaman yang berbeda satu sama lain.

Senin, 19 Januari 2015

"Balasan untuk Ibu"

"Balasan untuk Ibu"



Apakah Aku Sudah Membalas Kebaikan Ibuku?

"Saat Semua Serba Sulit"

"Saat Semua Serba Sulit"


Jadi, saat semua terasa serba sulit, atau sebelum semua terasa serba sulit, marilah kita sering-sering minta maaf kepada orang tua kita. Mulai saat ini.

Jumat, 24 Januari 2014

"Membeli Waktu"

"Membeli Waktu"








Seperti biasa, seorang Ayah yang super sibuk tiba di rumahnya pada pukul 9 malam.Tapi tidak seperti biasa, putra pertamanya yang baru kelas 2 SD membukakan pintu untuknya. Tampaknya, ia sudah menunggu cukup lama.

"Kok belum tidur?" sapa ayahnya.

"Aku menunggu Ayah pulang," jawabnya polos.

"Memang ada apa?" tanya ayahnya penuh penasaran.

Biasanya anaknya memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika akan berangkat ke kantor pagi hari.

"Soalnya aku mau bertanya berapa sih gaji ayah?" jawabnya penuh semangat.