“Prasyarat: 4
Kedewasaan untuk Menikah”
Prasyarat kedewasaan tanda siap dan pantas untuk menikah:
1. Dewasa Biologis
2. Dewasa Sosial
3. Dewasa Agama
4. Dewasa Ekonomi
***
Pada suatu
kesempatan, seoarang rekan guru menceritakan pengalaman menjemput jodohnya.
Lengkap dengan proses sampai hari pernikahan. Pengalaman beliau sangat unik. Tapi,
cerita beliau tidak berhenti sampai di situ.
Beliau justru
lebih dominan menyampaikan pandangan-pandangan beliau terkait pernikahan. Sebetulnya
beliau bercerita kepada satu rekan guru yang lain, hanya saja karena saat itu
memang penulis juga sedang dalam satu ruangan dengan mereka, jadilah penulis ikut
pasif mendengarkan.
Semakin
didengarkan, semakin menarik. Pandangan-pandangan beliau sungguh bernilai,
setidaknya bagi penulis pribadi. Salah satunya pandangan beliau mengenai kapan
seseorang dikatakan siap dan pantas untuk menikah.
Seseorang,
khususnya laki-laki, dikatakan siap dan pantas untuk menikah jika telah
memiliki 4 kedewasaan, yaitu:
1. Dewasa
Biologis
Dewasa biologis
ditandai dengan semakin baiknya fungsi biologis dalam tubuh seseorang. Artinya,
seorang laki-laki yang baru memasuki usia baligh masuk kategori ini. Apakah
artinya anak usia SMP bahkan SD (yang telah baligh) sudah pantas menikah?
2. Dewasa Sosial
Dewasa sosial
ditandai dengan “pengakuan” orang-orang di sekitar dengan pertanyaan yang
seolah sudah ada kesepakatan di antara mereka sebelumnya: “Kapan nikah?” Glek!
Seketika menjadi tergagap, seolah waktu berhenti berdetak.
Yang jelas, jika
pertanyaan ini sudah sering didapatkan dari orang-orang di sekitar, artinya
tahapan dewasa sosial telah dicapai. Bisa jadi, siapapun yang telah mencapai tahapan
ini dapat dikatakan pantas untuk menkah. Tapi, apakah memang sudah siap?
3. Dewasa Agama
Sebagai seorang
muslim, agama tentu harus menjadi nilai kehidupan yang harus selalu diterapkan
dalam setiap helaan nafas. Termasuk dalam pernikahan.
“Jika datang kepadamu orang yang kau sukai agama dan akhlaknya, maka
nikahkanlah dia. Jika tidak, akan muncul banyak bahaya dan kerusakan.” (HR. At.
Tirmidzi dan Ibnu
Majah
“Wanita itu dikawini karena empat hal: pertama
karena kecantikannya,
kedua karena hartanya, ketiga karena nasabnya dan keempat karena agamanya, maka pilihlah karena agamanya, hidupmu akan bahagia” (HR Bukhari dan Muslim)
Dewasa agama
tidak harus hafal sekian juz atau ingat sekian hadits. Yang dimaksud dewasa
agama adalah mampu menjadikan sendi-sendi agama sebagai pola pikir. Mampu
mendarahdagingkan agama dalam pikiran dan tindakan. Sehingga dalam hal apapun
selalu dikaitkan dengan agama, bahkan sering tanpa sadar. Inilah tanda sesorang
telah mencapai tahapan kedewasaan secara agama.
Sampai tahap ini, seseorang dikatakan sudah
sangat siap dan pantas untuk menikah. Tapi ternyata ada satu lagi yang menjadi
kesempurnaan, meskipun tidak terlalu penting sebetulnya. Apakah itu?
4. Dewasa
Ekonomi
Semua orang
sudah sangat faham apa yang dimaksud dengan dewasa ekonomi. Yap, mapan! Apakah
wajib? Tidak. Apakah harus? Tidak juga.
"Dan kawinkanlah orang-orang yang
sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba
sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui". (An Nuur: 32)
Meskipun begitu,
dewasa ekonomi merupakan tahapan yang semakin memantaskan seseorang untuk
menikah. Dan membuat lebih siap juga. Tapi sekali lagi, dewasa ekonomi bukan
sesuatu yang diharuskan. Mengingat masih banyak yang merasa belum siap menikah
karena kekhawatiran-kekhawatiran terkait ekonomi. Jadi, tidak perlu menunggu
kaya dulu baru menikah. Yang betul, menikah dulu baru
kaya, insya Allah. Seperti yang Allah tegaskan dalam ayat di atas. Allaahu a’lam.
Semoga Allah
memudahkan kita semua dalam rangka menggenapkan setengah agama yang sangat
dianjurkan Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallaam. Aamiin.
Jazakumullah
khoiron katsiron Kang Adi atas ilmunya. Semoga apa yang dituangkan di
sini, tidak berbeda dengan yang antum sampaikan. Kalau ada kekeliruan mohon
maaf dan minta koreksinya ya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar