“Chatting Around = Berkhalwat”
[Chatting tergolong aktivitas berkhalwat karena sama-sama kegiatan berdua-duaan. Chatting dianggap jauh lebih berbahaya dari pada berdua-duaan secara fisik. Pada pertemuan secara fisik, masih tampak perasaan malu-malu dan tidak enak serta was-was kalau ada yang melihat, sedangkan saat chatting-yang adalah dunia maya-kebebasan berekspresi lebih terbuka lebar. Di sinilah jebakan dosa zina non fisik dimulai.]
Pesan penting untuk kita semua yang teguh untuk tetap sendiri sebelum ada ikatan yang halal melalui pernikahan. Kita patut bersyukur kepada Allah subhaanahu wa ta’alaa atas keteguhan tersebut. Dan marilah kita tetap berdoa semoga Allah meridhoi dan menguatkan keteguhan kita. Aamiin.
Akan tetapi…
1. Sendiri, belum tentu terbebas dari peluang zina mata.
2. Sendiri, tidak menjamin bersih dari kemungkinan zina suara.
3. Sendiri, belum bisa dipastikan dapat terhindar dari zina hati.
Yang jelas, Allah bukan hanya melarang zina tapi juga hal-hal yang mendekatinya, yaitu zina mata, zina suara, zina hati, dan lain sebagainya.
وَلاَ تَقْرَبُواْ الزِّنَى إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاء سَبِيلاً
Artinya: "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra/17: 32)
Insya Allah kita mampu mengendalikan kemungkinan pertama dan kemungkinan kedua. Namun, bagaimana dengan kemungkinan ketiga, yaitu zina hati?
**
Seiring kemajuan teknologi, alat dan cara berkomunikasi semakin inovatif. Salah satunya adalah layanan chatting yang tersemat di smartphone. Meskipun tidak bertemu secara fisik, chatting tergolong kegiatan berkhalwat. Jika tidak disikapi dengan bijak, chatting dapat menjerumuskan kita dalam dosa.
Berkhalwat adalah kegiatan berdua-duaan antara dua manusia berlainan jenis yang tidak ada hubungan mahrom. Pengertian ini mengindikasikan adanya pertemuan nonfisik yang bisa menjerumuskan keduanya pada zina fisik. Hal ini lantaran pihak ketiga di antara mereka adalah syaithon la’natullah, Seperti sabda Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallaam,
من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فلا يخلون بامرأة ليست معها ذو محرم منها فإن
ثالثهما الشيطان
Artinya: Barangsiapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaknya tidak berkhalwat dengan perempuan bukan mahram karena pihak ketiga adalah setan. (HR. Ahmad dalam kitab Musnad hadits no. 14692)
Chatting tergolong aktivitas berkhalwat karena sama-sama kegiatan berdua-duaan. Chatting dianggap jauh lebih berbahaya dari pada berdua-duaan secara fisik. Pada pertemuan secara fisik, masih tampak perasaan malu-malu dan tidak enak serta was-was kalau ada yang melihat, sedangkan saat chatting-yang adalah dunia maya-kebebasan berekspresi lebih terbuka lebar. Di sinilah jebakan dosa zina non fisik dimulai.
Dua manusia bisa ber-chatting ria tanpa mengenal batas waktu dan tempat, bahkan tanpa sadar seluruh waktunya habis untuk kegiatan ini. Dari mulai bangun tidur sampai mau tidur lagi. Apa isi percakapan mereka? Jawabannya tentu kita semua sudah tahu: percakapan yang tidak penting dan tidak jelas. Istilah bahasa Jawa menyebut kegiatan ini dengan sebutan ‘ngobrol ngalor ngidul’, sedangkan bahasa Inggris menyebutnya ‘chatting around’.
Ngobrol ngalor ngidul atau chatting around sangat berpotensi untuk menjerumuskan kita kepada lembah zina. Yang paling menonjol adalah zina hati. Kenapa? Karena dalam kegiatan ini sudah dapat dipastikan melibatkan hati dan perasaan. Tentu kita ingat bahwa semua bagian anggota tubuh kita akan menjadi saksi di yaumil akhir kelak.
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚإِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْه مَسْئُولًا
Artinya: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”. (QS Al Isra/17: 36)
**
NB: Jangan terlalu terikat dengan dia yang belum halal. Kurangi chatting around, apalagi kalau sampai melibatkan hati dan perasaan. Karena hal tersebut termasuk dalam zina hati. Selain dosa akan menumpuk, tentu hanya akan merugikan, sering merasa kecewa dan muncul perasaan-perasaan negatif lainnya yang mengaduk-aduk perasaan. Tentu sangat menyiksa. Betul tidak?
Kalaupun ada rasa bahagia karena ada perhatian, ingatlah itu semua semu, bisa jadi datang dari syaithon yang bertujuan menyengsarakan manusia di dunia, dan menjerumuskan manusia ke neraka. Kasihanilah diri kita.
Jadi, minta tolonglah kepada Allah untuk tetap bersabar menunggu sampai bertemu dengan yang halal. Wa bil khusus buat para akhwat, jaga rasa malu, maka iffah (kehormatan atau kesucian) dan izzah (kemuliaan) akan terjaga pula. Allaahu a'lam..
Oleh: Fauzi Daeji Ahmad, diperkuat oleh ustdaz Kamal di Kajian Rutin tiap Rabu di Bintang Pelajar cab Pajajara, Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar