Rabu, 23 Juli 2014

"Kemenangan Hakiki"

Raih Kemenangan Hakiki Dengan Menegakkan Khilafah!


Alhamdulillah, kita masih diberi kesempatan Allah subhaanahu wa ta'alaa shaum pada bulan Ramadhan yang penuh berkah tahun ini. Kita juga berbahagia karena umat Islam mengisi bulan Ramadhan dengan berbagai amalan mulia di sisi Allah subhaanahu wa ta'alaa. Ramadhan mereka isi dengan membaca al-Quran, shalat tarawih berjamaah, menggiatkan sedekah dan lain-lain.

Di sisi lain, kita juga perlu merenung. Ramadhan demi Ramadhan telah berlalu. Namun, kondisi umat Islam masih saja menyedihkan. Secara global, kaum Muslim hidup dalam kemiskinan meskipun negeri mereka kaya-raya. Darah umat Islam masih saja tertumpah di berbagai kawasan dunia. Tangis dan rasa sakit masih terdengar dari saudara-saudara kita di Suriah, Irak, Afganistan, Myanmar, Xiajiang (Cina), Afrika Tengah, Palestina dan tempat-tempat lain.


Tentu, mengakhiri penderitaan umat Islam akibat perlakuan keji negara-negara kafir imperialis dan musuh-musuh Allah tidak cukup hanya dengan shalat dan puasa. Umat Islam membutuhkan kekuatan politik berupa negara adidaya. Negara inilah yang akan mampu melindungi, membela dan mengurus umat Islam. Negara ini telah diwajibkan oleh Allah dan Rasul-Nya untuk ditegakkan. Itulah Khilafah. WalLahi, Negara Khilafah—yang menerapkan syariah Islam secara total serta menyatukan dan melindungi umat—inilah yang menjadi solusi bagi umat Islam sekarang ini.

Perkara penting inilah yang diingatkan berulang-ulang oleh Hizbut Tahrir. Amir Hizbut Tahrir, Al-‘Alim Al-Jalil Atha’ bin Khalil Abu Rasytah, dalam pidatonya pada pembukaan Konferensi Thawq an-Najah di Sudan, mengingatkan masalah ini:

Solusi atas problematika kita ini bukannya tidak ada, bukan pula teori yang mustahil diterapkan. Solusi itu telah tertulis dalam Kitabullah (al-Quran) dan Sunnah Rasul-Nya serta berdasarkan Ijmak Sahabat ra. Solusi ini adalah syariah yang akan menerangi kegelapan. Bahkan berabad-abad lamanya kaum Muslim berjalan di atas solusi ini. Dengan itulah umat Islam menjadi negara nomor wahid  di dunia. Negera ini menyebarkan kebaikan tidak hanya dalam batas-batas negaranya, melainkan juga di seluruh dunia.

Tidakkah salah seorang dari kalian bertanya-tanya: Mengapa dulu saat beberapa wanita ditahan Raja Sindh menjerit minta pertolongan segera direspon Muhammad bin Qasim dengan mengirim tentara kaum Muslim atas mandat Khalifah? Tentara-tentara Islam ini kemudian mengguncang tahta Raja Sindh, membebaskan para perempuan yang ditahan, menaklukkan Sindh dan India serta menyinari negeri itu dengan Islam. Sebaliknya hari ini, jeritan kaum perempuan, anak-anak dan orang-orang tua di Myanmar, yang sepelemparan batu jaraknya dari Bangladesh, tak dijawab oleh seorang pun! Mengapa, wahai kaum Muslim? Mengapa tidak ada yang menjawab jeritan ini? Bukankah hal ini terjadi karena ketiadaan Khalifah…? Bukankah ini masalahnya?”

Umat Islam generasi pertama yang mulia telah menyambut bulan penuh berkah ini dengan ketaatan secara total. Rasulullah saw., para Sahabat dan generasi mulia selanjutnya tidak hanya mengisi bulan Ramadhan dengan shalat, shaum dan membaca al-Quran. Namun, mereka pun mengisi Ramadhan dengan dakwah dan jihad fi sabilillah. Pada bulan Ramadhan mereka tetap menyebarluaskan Islam ke seluruh punjuru dunia, memerangi musuh-musuh Allah subhaanahu wa ta'laa, dan membebaskan kaum umat manusia yang dizalimi oleh penguasa-penguasa keji.

Bukankan pada 17 Ramadhan tahun kedua Hijrah, Rasulullah shollallaahu 'alaihi wasallaam memimpin pasukan kaum Muslim dalam Perang Badar al-Kubra? Inilah kemenangan yang sejati saat 300 tentera Islam mengalahkan lebih dari 1000 tentara musyrik. Kemenangan ini mengokohkan posisi Negara Islam di depan musuh-musuhnya.

Rasulullah saw. juga mengisi bulan Ramadhan dengan menaklukan Makkah. Pada tanggal 20 Ramadhan tahun 8 Hijrah, Rasulullah bersama para Sahabat menaklukkan Makkah, tinggal di sana selama 15 malam. Beliau menghancurkan berhala Uzza, Suwa’ dan Manat.

Pada bulan Ramadhan 584 H pula panglima tentara Islam, Salahuddin al-Ayyubi, mendapatkan kemenangan besar atas tentara Salib yang kemudian membebaskan al-Aqsha.

Tentu kita ingat, pasukan Saifudin Qutuz. Mereka mengalahkan tentara Tartar yang telah membunuh hampir 1,8 juta umat Islam. Ini pun terjadi pada bulan Ramadhan. Kekejaman pasukan Tartar disambut Saifudin Qutuz, pemerintah Mesir saat itu, dengan mengumpulkan semua kekuatan kaum Muslim untuk menghancurkan tentara Tartar. Pasukan umat Islam dan tentara Tartar berhadap-hadapan pada Jumat, 25 Ramadhan 658H di Ain Jalut. Perang ini pun berakhir dengan kemenangan umat Islam.

Karena itu, shalat dan shaum kita pada bulan Ramadhan ini justru harus menjadi pendorong yang lebih kuat lagi bagi kita untuk berjuang di jalan Islam, menganti sistem demokrasi kufur dan liberalisme yang menindas dengan sistem Islam. Aktivitas ini bukan masalah hidup atau mati saja, namun merupakan kewajiban dari Allah subhaanahu wa ta'laa.

Diamnya kita terhadap kewajiban ini, diamnya kita terhadap kezaliman penguasa dan diamnya kita terhadap sistem kufur yang diterapkan atas diri kita akan membuat kondisi umat Islam menjadi lebih buruk lagi. Berdiam diri terhadap kemungkaran ini akan menyebabkan kita mendapatkan azab Allah dan murka-Nya di akhirat.

Wahai kaum Muslim, mari kita manfaatkan bulan Ramadhan yang diberkati ini; mari kita menghadap kepada Allah subhaanahu wa ta'laa dengan bersungguh-sungguh meningkatkan amal shalih; mari kita berjuang melawan para penguasa buruk dan korup serta menggantinya dengan Khilafah. Khilafahlah satu-satunya yang akan menegakkan Islam sebagai otoritas yang akan melindungi tanah air kaum Muslim dan agamanya. Khilafahlah yang akan menancapkan rasa takut di dalam hati para musuh umat. Dengan itu mereka akan berpikir ribuan kali untuk menzalimi umat Rasulullah saw. yang mulia ini.

Seruan Hizbut Tahrir sungguh penting untuk kita sambut. Hizbut Tahrir menyeru seluruh kaum Muslim agar memenuhi seruan Allah subhaanahu wa ta'laa, untuk tidak mengikuti jalan apapun, selain jalan Allah subhaanahu wa ta'laa. Hizbut Tahrir menyeru umat Rasulullah saw. yang mulia ini untuk tidak berhukum selain kepada hukum Allah subhaanahu wa ta'laa. Hizbut Tahrir juga mengajak seluruh kaum Muslim beraktivitas bersama Hizbut Tahrir untuk mengembalikan kehidupan Islam di bumi ini dengan menegakkan Khilafah Rasyidah ke-2 yang tegak di atas metode kenabian, dengan membaiat khalifah. Rasulullah saw., “Sesungguhnya Imam (Khalifah) itu tidak lain adalah tameng (perisai); di belakangnya umat berperang dan dengannya umat berlindung.” (HR al-Bukhari). []

Sumber: Hizbut Tahrir, Oleh: Farid Wadjdi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar