Rabu, 30 Juli 2014

"Dialog Penuh Hikmah Para Pencari Tuhan Jilid 8"


"Dialog Penuh Hikmah Para Pencari Tuhan Jilid 8"

Dialog-Dialog di bawah ini disusun dari "Para Pencari Tuhan Jilid 8" yang ditayangkan selama bulan Ramadhan 1435 H. Dan bagi penyusun, kesan dan hikmah dari dialog-dialog tersebut akan lebih bermanfaat untuk dikutip dan disebarkan. Semoga bermanfaat.



Dialog 1
Do'a Bang Jack (dalam tahajjudnya sebelum tertidur dalam sujud):
"Hamba kembali menghadap-Mu ya, Allah. Bersama ribuan ayat suci-Mu, di atas lembaran sajadah panjang ini. Lidah hamba terbata-bata, tapi mata dan langkah ini terus menuju-Mu.

Jangan palingkan wajah-Mu dariku ya, Rabb. Engkaulah satu-satunya arahku saat ini. Wahai, Sang Penguasa Hari Akhir, Wahai Rabbku, janganlah berjarak denganku. Engkau yang Tak Terhingga, kuasa-Mu membuatku berputus asa, kecuali Engkau yang menuntunku melewati huruf-huruf firman-Mu.

Tabir tujuh lembar langit tak mampu kutembus, kecuali doa-doa penuh harap yang diterbangkan malaikat-malaikat-Mu. Sampaikah doa-doaku pada-Mu? Seandainya ada puncak yang lebih tinggi dari sujud ini, tentu hamba naiki. Tapi Engkau hanya menetapkan sujud ini sebagai puncak penghambaanku.

Maka jangan Engkau minta lebih dariku untuk menghamba. Tak berani aku tanyakan, menangkah hamba, (atau) kalahkah hamba? Hamba yang terus mencari-Mu. Mencari ridho-Mu dalam gelapnya harapan.

Kutinggalkan dunia yang menjadi karunia-Mu. Kutinggalkan kekhalifahan yang Engkau amanahkan. Kulupakan semua nama dunia yang menjadi bebanku selama ini. Kuingat hanya nama-Mu, nama rasul-Mu, dan nama ibuku. Mana kaki-Mu ya, Allah. Mana kaki-Mu?

Laa ilaaha illallaah, muhammadar rasulullah. Laa ilaaha illallaah muhammadar rasulullah. Laa ilaaha illallaah, muhammadar rasulullah."

#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 2
Mbah Putri (kepada Mbah Kakung yang sedang menghadapi sakaratul maut): “Jangan pikirkan Mama Pa, Allah yang akan mengurus Mama. Papa jangan putus menyebut asma Allah ya, Pa. Hati-hati di jalan, Pa.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 3
Ustadz Ferry (menanggapi rencana Trio RW yang berencana menjadikan makam Bang Jack menjadi makam mewah sebagai sarana ziarah): "Terus di sekeliling makam nanti kita akan bangun kios-kios warung kopi dan pecel lele gitu? Oke, nanti kita akan bikin makam yang indah dan megah buat Bang Jack, akan tetapi apakah AC atau kipas angin yang kita pasang di dalam kuburan, akan mendinginkan panasnya uap neraka? Apakah atap rumah-rumahan di atas makam bisa menutupi segala dosa manusia di hadapan Allah? 70 syuhada yang gugur pada perang Uhud dimakamkan dengan sangat sederhana, (hanya dengan) tanah dan batu. Padahal mereka sahabat-sahabat terdekat Rasulullah yang banyak berjuang untuk agama ini sampai matinya, bahkan sebagian mereka ahli surga. Tapi makamnya cuma tanah dan batu penanda."
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dalog 4
Ustadz Ferry (memberi kesimpulan alasan ketidaksetujuannya atas usul Trio RW terkait menjadikan makam Bang Jack sebagai objek wisata ziarah): "Lebih bermanfaat lagi, uang yang jutaan rupiah itu dipergunakan untuk kemaslahatan orang-orang yang masih hidup. Tulang belulang kita cukup ditanam dengan tanah dan batu nisan. Itu sudah cukup layak untuk menutupi aib si ahli kubur di dalam tanah."
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dalog 5
Azzam (kepada Chelsea-Juki-Barong yang seolah baru tersadar untuk balas budi kepada Bang Jack setelah Bang Jack ‘hidup’ kembali): “Chelsea, tapi Pak Jalal bener. Membalas kebaikan dan meminta maaf akan lebih afdhol dilakukan adalah ketika orangnya sama-sama hidup.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dalog 6
Ustadz Ferry (kepada Roy yang mempertanyakan apakah harta itu tidak akan membahayakan iman): “Rasulullah dan para sahabat juga punya rumah, punya tunggangan, unta dan kuda. Gak masalah.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dalog 7
Bang Jack (menanggapi argumen keponakannya, Domino, yang berkeinginan pindah agama lantaran capek menjadi seorang muslim): “Dari hari pertama Islam lahir, Nabi Muhammad shollallaahu ‘alaihi wasallaam serta pengikutnya itu diteror, dimusuhin, dihina, dikhianati dari dalam, dibunuh di tengah jalan, dan itu berlangsung dari dulu sampai hari ini.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 8
Bang Jack (menanggapi pertanyaan Domino kenapa orang yang sudah beriman harus diuji lagi): “Allah sedang merapatkan barisan, Domino. Memisahkan antara mereka yang beriman dan yang kafir, mereka yang beriman dan munafik, mereka yang kuat dan lemah. Dan Allah selalu menolong hamba-hambanya yang bertakwa kepada-Nya.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dalog 9
Pak Jalal (menasihati Loli yang berpendapat bahwa baik-buruknya seseorang dipengaruhi oleh Zodiak): “Siti Hawa, Siti Maryam, Siti Asiyah permaisuri Fir’aun, Khadijah, dan Siti Aisyah, semua pasti ada zodiaknya. Mungkin ada zodiaknya yang sama dengan Lu. Tapi kenapa di antara mereka gak ada yang dikenal karena sensualitasnya? Karena karakter fisik dan mental mereka sudah dihijab dengan akhlakul karimah. Mereka hidup sudah di atas kehormatan, bukan kecantikan.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dalog 10
Mira (kepada Loli yang masih saja cerita ke banyak orang tentang pemecatan dirinya oleh keluarga Pak Jalal): “Dan hentikan curhatmu ke setiap orang. Itu sama saja menyebar aib sendiri.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dalog 11
Penjual Warmindo (kepada Domino yang berpendapat bahwa yang terpenting adalah hidup di dunia dengan tenang): “Kalau yang namanya hidup di dunia mah sama aja. Kalau lagi banjir, semua kena banjir. Kalau ada wabah penyakit, semua kena. Kalau lagi ada perang, semua sengsara. Yang beda kan nasib kita di akhirat nanti.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dalog 12
Bang Asrul (kepada Pak Jalal yang mempertanyakan maksud kedatangannya ke rumah): “Rasulullah itu gak pernah menanyakan maksud kedatangan tamunya, sebelum tamunya itu sendiri yang mengutarakan maksudnya.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dalog 13
Bu Jalal (kepada suaminya yang ragu untuk membantu Asrul dan Udin lantaran Asrul dan Udin termasuk warga yang ‘protes’ atas pemecatan Loli oleh keluarga Pak Jalal): “Kalau sayyidina Abu Bakar masih mau meneruskan menafkahi orang yang telah memfitnah Siti Aisyah, anaknya, kenapa kita nggak tiru? Walaupun seseorang itu adalah pencuri, tapi kalau fakir msikin, dia tetap masuk ke dalam daftar penerima sedekah.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dalog 14
Bang Jack (kepada Domino yang memutuskan untuk tidak menyebut nama Allah dalam setiap aktivitasnya): “Orang beriman itu setiap melakukan pekerjaan apapun baca basmalah. Jadi supaya apa yang dikerjain itu punya nilai ibadah. Apapun hasilnya, keberkahan selalu mendampinginya.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dalog 15
Mbah Putri (kepada Domino yang sudah merasa bosan beribadah dan tidak percaya lagi akan adanya sang Maha Pemberi Rizki): “Mungkin ibadahmu kurang, jadi keberuntunganmu jauh. Astaghfirullaahal’adzhiiiim, ojo ngawur kowe, Le! Ibadah kok bosen?! Edan kowe, Le! Nyebut, Le! Ya Allah, nyuwun pangampuro.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dalog 16
Aya (kepada Azzam yang memintanya untuk menyerah dan menerima keadaan bahwa dirinya tidak bisa menghasilkan ASI untuk anak mereka): “Siapa kamu, Zam? Cuma Allah yang tahu kepantasan ikhtiar kita. Allah dan Rasul-Nya menyuruh kita untuk terus ikhtiar dan istiqomah. Tapi datanglah hanya ketika kebanggaanku semakin tipis, dan aku nyaris jatuh, tangkaplah aku, nyaris sebelum tubuhku mencapai ke tanah. Maka kamu akan jadi laki-laki paling heroik dalam hidup aku. Pertolongan Allah yang biasanya paling disyukuri, itu adalah pertolongan yang datang di batas keputusasaan. Dari ibu, kamu akan belajar tentang nilai-nilai hidup, tapi dari istri, kamu akan belajar tentang perempuan.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dalog 17
Azzam (menanggapi sikap Aya yang tidak mau berhenti berikhtiar begitu saja): “Kamu tahu, agama ini memang mengajarkan nahi munkar, dakwah, perang. Dan agama ini juga mengajari kita untuk menghindari bahaya, dan itu membuat hidup jauh lebih mudah. Kita peringati sebelum terjadi, kita ajari sebelum teraniaya oleh kebodohan. Amar Ma’ruf, niat, merencanakan, diplomasi, termasuk uluran tangan untuk menolong kamu sebelum kamu jatuh. Pertolongan Allah yang sering dilupakan adalah pertolongan sebelum masalah. Dari bapak, kamu belajar tentang kepahlawanan, (dan) dari suami, kamu belajar bagaimana mencegah perang.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dalog 18
Juki (kepada Barong yang memperdengarkan bayinya musik klasik): “Pengalaman audio dan visual bayi, terekam secara alamiah dan tersimpan di alam bawah sadarnya. Lu pilih mana, anak Lu nyimpen Mozart atau ayat Allah? Lu sendiri yang merancang masa depan anak Lu untuk menjadi Yahudi, Nasrani, atau penyembah api.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dalog 19
Bang Jack (mengomentari keberhasilan rekan Domino yang berhasil menjual 10 set pisau dalam sehari): “Allah mengilhami melalui malaikat-Nya kepada Lu sebagai penolong. Allah Maha Penolong. Apa yang sulit buat Allah? Nggak ada. Bermacam cara Allah menolong makhluknya, bahkan dari arah yang tidak diduga sama sekali.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dalog 20
Bang Jack (kepada Domino yang tidak mau susah-susah dalam mendapatkan sesuatu, termasuk mendapatkan sarapan selain bubur ayam): “Pola pokir Lu emang pendek, Dom! Iya, cara berpikir Lu, Lu ciptakan sendiri di ruangan yang sempit. Jadi Lu gak bisa lihat kemungkinan-kemungkinan lain. Hidup Lu jadi monoton. Sebab pikiran Lu sendiri yang menciptakan ruang pikir Lu sempit dan cara pandang Lu juga sempit. Lu cuma melihat dari apa yang Lu lihat melalui mata Lu aja. Jadi gak heran kalau Lu mau pindah agama. Lu pikir agama yang sempit, padahal bukan. Pikiran Lu yang sempit. Sebab apa? Pengetahuan agama Lu, sedikit.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dalog 21
Bang Jack (melanjutkan diskusi dengan Domino setelah makan bubur): “Jadi, agama apapun yang Lu anut, Allah tetap satu. Yang itu-itu juga. Artinya begini, bukan agama yang menciptakan Allah, tapi Allah yang menciptakan agama. Informasi itu dari Nabi Allah, yang ditunjuk langsung oleh Allah subhaanahu wa ta’alaa. Jadi kalau Lu hidup di zaman Nabi Ibrahim a’alaihissalaam, Lu mesti menganut agama yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim ‘alaihissalaam. Nah, kita hidup zaman sekarang. Agama apa yang mesti kita anut? Ya agama nabi yang terakhir. Siapa? Rasulullah Muhammad shollallaahu ‘alaihi wasallaam. Beliaulah nabi terakhir. Yang bisa menjamin sesuatu itu adalah yang menciptakan sesuatu itu. Jadi kebenaran Islam itu yang menjamin gak lain dan gak bukan adalah Allah subhaanahu wa ta’laa. Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Aku cukupkan kepada kamu nikmat-Ku dan telah Aku ridhoi Islam sebagai agama kamu. Itu firman Allah.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dalog 22
Domino (tersadar dari kesesatannya akibat melihat kesuksesan rekannya sesama penjual pisau yang tetap teguh beriman, lalu dia berdo’a dan menyesali niatnya untuk pindah agama): “Ya Allah, apakah Engkau begitu? Engkau hanya memberikan rizki kepada orang-orang yang menyebutkan nama-Mu ya, Allah. Ya Allah, hamba tidak meninggalkan-Mu ya, Allah. Hamba hanya sedang ragu. Ya Allah, jika memang Engkau satu-satunya yang pantas disembah, maka tunjukkanlah hamba, di agama mana Engkau berada ya, Allah.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dalog 23
Bang Jack (memberi nasihat kepada Domino, sambil menunggu telepon diangkat sama Pak Jalal di seberang sana): “Seorang muslim harus tetep baik. Dalam segala situasi. Jadi, agama yang bener selalu membimbing umatnya: di waktu dia sehat maupun sakit, di masa dia muda maupun tua, di kala kaya maupun miskin, di masa perang maupun damai, di waktu senang maupun sedih, bahkan di kala hidup maupun di kala matinya.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#


Dalog 24
Bang Jack (kepada Domino yang sudah mulai sadar atas kekeliruannya): “Lu tuh stres. Sebab beban Lu pikul sendiri. Ga ada tempat Lu bertanya. Persoalan mau Lu pecahin sendiri tanpa ada yang ngebimbing tanpa ada guru. Jadi kalau Lu hadir di majelis-majelis, ada tempat bertanya, ada guru yang membimbing Lu, segala persoalan bisa Lu tanyain. Jadi beban Lu insya Allah lebih ringan.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dalog 25
Bang Jack (beralasan manis di depan Malaeka yang marah lantaran senandungya, yang memang sangat keras, di protes oleh Bang Jack melalui tukang bubur ayam): “Aku bilang sama tukang bubur, suara Kau itu bagus, berlatihlah Qiroah, cara membaca Qur’an dengan indah. Itu teknik vokalnya tingkat tinggi, ndak semua orang bisa. (Menerjemahkan gerakan tangan yang maksud aslinya ‘berisik seperti suara bebek’) Oh, itu maksudnya begini, bahwa setiap ayat suci yang keluar dari mulut kita, itu dituntut pemahaman, penghayatan, dan pengucapan dengan teknik vokal yang sangat tinggi. Nah, jadi kalau cuma sekadar menjadi penyanyi terbaik di festival, itu belum tentu menjadi Qori dan Qoriah terbaik. Begitulah maksud Aku.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dalog 26
Azzam (kepada Aya yang protes karena dikatakan niatnya menyumbang 200 ribu rupiah akan merusak pasaran kotak amal): “Ay, warga di sekitar sini biasa menyumbang itu di kisaran 500 perak, 1000 perak, 2000 perak, paling besar juga 5000. Ketika kamu memberikan 200 ribu, Aku takutnya akan membuat standart baru dan itu membuat berat banyak orang.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dalog 27
Bang Jack (kepada Barong dan Chelsea perihal pencarian ibu susuan untuk anaknya Azzam): “Lu pilih yang mana, Lu gak tolong saudara Lu suruh dia ikhtiar sendiri dengan kemungkinan berhasil. Atau, Lu tolong saudara Lu walaupun mungkin tidak berhasil.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 28
Mang Epi, tukang bubur ayam (menjawab pertanyaan Malaeka bahwa kalau mau bersedekah satu mangkuk bubur terakhir kenapa tidak diberikan saja langsung kepada orang yang kira-kira meembutuhkan): “Kalau orang yang lewat atau datang di depan saya, itu rasanya kiriman langsung dari Allah buat saya. Ini namanya variasi dalam beramal sholeh. Biar hidup sebagai muslim terasa lebih seru.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 29
Malaeka (menanggapi cara Mang Epi dalam bersedekah dengan bubur yang dijualnya): “Orang-orang kayak Mang Epi itu adalah orang-orang yang sangat antusias ingin bertemu tuhannya. Orang yang hidup dengan ajaran tuhan dan nabinya.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 30
Bang Roy (menjawab pertanyaan kenapa jodoh Kalila susah benget dan takut keburu tua): “Jangan di ambil hati, Mba. Bunda Siti Khadijah saja, di usia 40 malah mendapatkan kanjeng Nabi Muhammad, manusia terbaik sepanjang masa.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 31
Bang Jack (menanggapi keberhasilan Roy menjualkan pisau dapur yang dibawa Domino): “Jual sembako gak perlu banyak siasat sebab semua orang perlu. Nah, kalau jual barang kayak begituan, pisau dapur, musti banyak gaya banyak cara. Orang yang deket dengan Allah, itu biasanya dikasih kepekaan sosial yang tinggi. Jadi insya Allah tahu suasana hati setiap calon pembeli biar orang itu pelit sekalipun.” 
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 32
Pak RW (kepada Pak Mul yang minta dibuatkan surat pengantar untuk pembuatan berkelakuan baik): “Apakah yang ndak pernah tersangkut narkoba atau tindakan kriminal lainnya itu berarti orang baik? Gimana kalo hatinya penuh iri dengki sama orang, suka bergunjing, ndak pernah sholat, bahkan ndak percaya tuhan, apa dia orang baik-baik yang pantas dapat surat pengantar kelakuan baik?”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 33
Bang Jack (kepada Domino yang menurutnya tidak perlu susah payah adzan kalau tidak ada yang datang untuk berjamaah di Musholla): “Adzan musti terus berkumandang sampe gak ada lagi umat Islam yang hidup di muka bumi ini.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 34
Bang Jack (menanggapi kenyataan sudah sangat jarang warga yang datang berjamaah ke musholla): “Semoga kita bukan tergolong orang-orang yang mengurangi jumlah orang Islam. Sebetulnya jumlah umat Islam itu jumlahnya banyak, tapi kalau banyak juga yang gak datang ke musholla atau ke masjid pada saat waktu sholat datang, jadi kelihatannya umat Islam dikit. Walaupun bukan kecil.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 35
Noah, pengamen jalanan (kepada sesama teman gelandangan yang berantem di dekat Mbah Desi yang sedang sholat): “Pada gila Lu ya! Ada yang sholat masih aja juga berisik! Diem! Ngapain Lu pada nyari mati? Nggak ada yang peduli Lu mati! Badan Lu kotor, hidup di antara barang rongsokan, gak pada sholat lagi! Apa istimewanya Lu? Kematian Lu sama sekali gak berharga, kecuali ada yang mau beli jantung, ginjal, dan liver Lu buat praktek kedokteran.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 36
Bang Asrul (menanggapi kembalinya Villa Pak Jalal): “Kami sudah cukup mendengar dan menyaksikan apa yang ingin Pak Jalal tunjukkan kepada kami. (Yaitu) bahwa dengan kuasa Allah, dunia yang hilang telah kembali di bawah kaki orang yang dekat dengan Allah. (Dan) kita sama-sama hamba Allah yang berlomba mendekatkan diri kepada Allah. Pak Jalal telah menunjukkan kepada kita bagaimana dunia yang berbalik mengejar dia. Kita, Awak dan Udin, akan berjuang menjauhi daya sihir dunia. Seperti perintah Rasulullah untuk berlari sejauh-jauhnya dari fitnah Dajjal sampai turunnya Nabi Isa ‘alaihissalaam dan datangnya Imam Mahdi memimpin kita.”
 #DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 37
Azzam (mengomentari rencana Helly untuk melakukan pemutusan hubungan karyawan Azzam): “Sesulit apapun kondisi kita, sisakan ruang untuk kasih sayang.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 38
Mbah Desi (kepada Noah yang tidak mau hidupnya berakhir seperti mbah Desi dan bercita-cita menjadi musisi): “Ndak penting! Jadilah manusia yang beriman, tunduk, dan patuh kepada Allah. Nanti Allah akan menjadikanmu sesuai dengan bakat yang Dia berikan. Hidup ini apa sih? Cuma pindah dari satu takdir ke takdir lain. Kita ndak minta hidup ini, Allah yang memberikan. Menjadi batu ndak lebih aman, tapi Allah menawarkan kemuliaan untuk manusia. Ya sudah, terima saja dengan senang hati. ”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 39
Kalila (kepada Azzam yang terlalu khawatir dan perhatian kepadanya saat berjalan sendirian di malam hari): “Jangan pernah ngelakuin ini lagi. Ini buat aku gak pernah sembuh.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 40
Ustadzah Haifa (yang merasa terabaikan karena ustadz Ferry makin sibuk memikirkan ummat yang semakin jauh dari Alqur’an): “Pikirin juga para istri yang makin jauh dari kompor! (Lalu ustadz Ferry protes kenapa istrinya marah padahal katanya cinta full 100 persen). 100 persen ya, begini! Ada cintanya, ada marahnya, ada ramenya, ada diemnya!”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 41
Azzam (kepada staf kantornya yang merencanakan PHK beberapa karyawan): “Semuanya (karyawan) sholat. Kita punya tim yang amanah dan memperhatikan hak-hak orang lain. Uang kita mungkin tidak banyak, tapi sehat. Kantor ini mempekerjakan orang buta dan penghuninya meramaikannya dengan sholat. Helly, ini kantornya orang-orang yang berdoa dan saya cukup cerdas untuk tahu harus mempertahankan. Saya senang berjalan, jatuh, (dan) bangun bersama orang-orang yang sholat.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 42
Malaeka (kepada dua Bapak-Bapak iseng saat dia berjalan sendiri di tengah malam setelah pulang kerja): “S**i kau! Kau pikir Aku cewek keluyuran? Pergi! Jaga tangan Kau! Kalau Ku omongin maling baru tahu raso!” (Malaeka menjadi tersadar bahwa memang ada yang salah dalam pakaian dan waktu kerjanya. Dia seketika teringat akan ibunya dan menangis ditelpon. Malaeka tiba-tiba merindukan ibunya.)
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 43
Ustadz Ferry (menanggapi kondisi kampung Kincir yang semakin memprihatinkan): “Saya khawatir, lingkungan yang buruk kayak gini, menunjukkan bahwa masyarakat Kincir lagi semakin jauh dari agama. Mungkin ada hak-hak fakir miskin yang tidak tersalurkan dengan baik.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 44
Bang Jack (kepada Domino yang menyampaikan bahwa tidak ada jamaah lain lagi yang datang, jadi bisa segera Iqomah): “Dom, biarpun di muka bumi ini tinggal Lu sendirian sebagai muslim, Lu gak perlu berkecil hati, sebab Lu ini berada di agama yang benar.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 45
Bu Widya (menanggapi kondisi terkini Kampung Kincir dan warganya): “Ini zaman di mana seharusnya orang beriman semakin peka. Jangan cuma sibuk menunggu fenomena besar! Di sekelilingmu pun banyak fenomena walaupun kecil tapi penting. Penting, karena itulah kehidupan kita hari ini. (Yang Bu Widya lihat) kampung ini, RW ini dipimpin oleh orang-orang yang bermasalah. Kita pun punya pembantu yang agak curang. 90 persen, Zam! Masyarakat di sini muslim. Tapi yang sholat berjamaah hanya 3 atau 4 orang. Termasuk kamu. Kampung ini mudah dihancurkan, bukan karena kurang fanatik atau kurang galak, tapi karena persaudaraannya yang lemah.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 46
Bu Widya (menanggapi pernyataan Azzam bahwa Ibunya belum tahu banyak tentang Kampung Kincir karena termasuk orang baru): “Azzam, mau tahu caranya bagaimana mengenali kualitas ummat? Lihat jumlah dan kualitas sholat berjamaahnya. Dan seharusnya kamu gelisah. Kenapa sekarang ini kita kesulitan air bersih, bahkan berbau busuk. Pada saat yang sama bayimu pun kesulitan ASI. Kamu pikir itu cuma kebetulan alur cerita?”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 47
Mira (kepada Nenek Vega dan Nenek Vegi yang merasa aman-aman saja hidup di dunia dan merasa tidak perlu belajar agama): “Pernah terfikir gak, masa depan Nenek di akhirat? Semua yang kita lakukan di dunia akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 48
Bu Jalal (menjawab pertanyaan Bang Asrul kenapa harus memaafkan Trio RW yang telah menipu banyak orang, kenapa tidak dilaporka ke polisi saja): “Sikap memaafkan. Itu dasarnya. Terlalu banyak yang tidak bisa memaafkan, maka pengadilan dipenuhi kasus orang-orang yang sudah kehilangan kasih sayang, bahkan kepada orang tuanya sendiri.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 49
Bang Asrul (kepada Azzam yang merasa tidak perlu terlibat dalam acara penyerahan dana sumbangan Loli bersama para warga): “Ya turunlah sebentar dari menara gading Kau itu. Terus, keluar dan sapa rakyat Kau sekadarnya. Ya setelah itu kalau Kau mau masuk lagi ke dalam untuk bertapa, ya silahkan! Supaya rakyat merasa ada harganya di mata Kau, Zam. (Karena) para penghuni menara gading sudah membuat orang selalu menengadah. Akan manis hidup ini kalau sesekali orang yang di atas itu, menunduk turun dan berjalan di tanah bekas injakan kami. Kau itu kurang pandai mengambil hati kami, Zam. Warga di sini itu kurang dekat sama Kau, walaupun mereka itu tetap hormat. (Mestinya) misalnya, Kau singsingkan dikit lengan baju Kau itu untuk membantu sang petani keluar dari sawah. Itu sudah cukup manis. Ya atau Kau menggantikan awak untuk mengaduk adonan ini supaya Kau nyaris kelihatan seperti pahlawan perang.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 50
Mira (kepada Bang Asrul yang mengatakan bahwa di zaman ini sudah sangat jarang dan sangat susah mencari ibu susuan): “Insya Allah akan selalu ada, Bang. Seperti air yang selalu ada selama perintah berwudhu masih berlaku.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 51
Bang Asrul (kepada Azzam yang seperti putus asa dalam mencari ibu susuan): “Keluarlah dari menara gading Kau itu, Zam. Allah banyak menyimpan rejeki dan pertolongan di dalam silaturahim. Ya mungkin, rakyat jelata dan fakir miskin tidak pernah menjadi selera kamu. Tapi Allah pasti menanyakan mereka kepada orang-orang macam Kau.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 52
Pak RW (melakukan konfirmasi kepada warga perihal dana peduli Loli ilegal): “Di kampung ini, hampir tidak ada ide baik yang eksis. Semua ide terbaik tenggelam dalam sholat kalian. Tak ada ide yang eksis dalam kehidupan kalian. (Azzam melanjutkan:) Dan terpaksa kebaikan muncul dalam keburukan.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 53
Azzam (kepada Aya tentang motivasi Azzam mengikuti prosesi penyerahan dana peduli Loli): “Aku itu cuma mau menunjukkan ke semua orang yang ada di situ bahwa selalu ada peristiwa unik untuk menampung niat-niat baik yang mengharapkan ridho Allah. Bahwa kebaikan itu masih punya panggung yang lapang untuk kita.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 54
Azzam (kepada Aya yang meragukan kejujuran Azzam): “Mana yang lebih penting untuk seorang istri sholihah seperti kamu, kenyataan yang menyakitkan atau kata-kata yang menghibur yang keluar dari mulut suami kamu? Apa ada yang lebih penting selain suami kamu? Termasuk prasangkamu?”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 55
Azzam (meyakinkan Aya bahwa dirinya tidak akan malu bagaimanapun istrinya): “Karena cintaku hebat, Ay. Cintaku gak gampang runtuh hanya karena sesuatu hal yang memalukan.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 56
Aya (menjawab pertanyaan Azzam tentang kualitas cintanya): “Cintaku lebih hebat lagi. Karena aku gak pernah pengen bikin kekasihku malu.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 57
Kalila (kepada Om dan Tante nya yang merasa heran kenapa warga yang selama ini dibantu ikut memboikot mereka): “Kebaikan Allah yang tidak bisa dianggap sebagai aib.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 58
Pak Jalal (menanggapi pengunduran diri Pak RW): “Ustadz kan pernah bilang, Imam Ibnu Taimiyah berkata, jika Allah menghendaki hancurnya seorang penguasa, terlebih dulu Allah akan menghinakan harga dirinya di depan publik.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 59
Bang Jack (berdoa dalam hatinya di saat sedang mendengar tilawah keponakannya, Domino, bersama Roy di musholla):

"Wahai Allah yang Mahabesar, sesungguhnya Engkau anugerahkan ayat-ayat suci-Mu sebagai pembimbing akhlak. Ke manakah ayat-ayat ini akan menuju jika bukan pada keridhoan-Mu ya, Allah?

Maka ridhoilah bacaan kami, ridhoilah dunia dan akhirat kami, dan ridhoilah hidup dan mati kami. Jadikanlah hari kematian kami sebagai hari terindah untuk kami ya, Allah.

Apa yang kami cari dalam sepi tanpa cahaya-Mu?
(apakah) Dunia yang selalu lari ketika kami mengejarnya?
(apakah) Dunia yang selalu datang menggoda ketika kami mendiamkannya?

Maka, apa yang dapat kami lakukan untuk meyelamatkan diri selain mencari-cari wajah-Mu ya, Allah. Mencari-cari wajah-Mu.
Selamatkan aku ya, Allah. Selamatkan aku dengan ayat-ayat-Mu.
Selamatkan aku (dan kami semua) dengan ayat-ayat-Mu."
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 60
Helly (kepada Azzam dan Aya yang masih menolak kebijakan PHK di kantornya): “Kesuksesan tidak punya waktu untuk menunggu keragu-raguan. Ini harus diselesaikan dengan cepat, atau tidak ini akan menambah beban perusahaan, beban perasaan orang-orang, atau mungkin menimbulkan konflik baru. Ketegasan akan mempersingkat waktu.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 61
Kalila (mengemukakan pendapat perihal rencana PHK karyawan kantor Azzam): “Aku gak begitu menguasai manajemen, tapi aku merasa lebih memahami hubungan antar manusia. Kita semua pernah ngalamin lah, pernah salah gaya terus untuk memutuskan sesuatu karena pertimbangan kita terhadap perasaan orang lain. Kadang kita sendiri yang akhirnya menjadi korban situasi. Pijakan terbaik kita ya, agama ini. Ajaran Allah dan Rasul-Nya. (Caranya) pilih karyawan terbaikmu seperti Rasulullah memilih prajuritnya untuk berperang. (Kriterianya) pilih yang paling dekat dengan Tuhannya, yang paling sedikit hambatannya dalam bekerja, dan yang sanggup menanggung niat baiknya.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 62
Ustadzah Haifa (kepada Loli yang ternyata membawakannya air bersih hasil curian): "Ibu ngerti. Tapi tolong keluarkan air itu dari sini ya? Sebelum terlanjur terpakai minum atau berwudhu. Karena sebagian dari dosa kita itu akibat kelalaian dan kebodohan."
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 63
Ustadz Ferry (kepada Trio RW pasca terbongkarnya sumbangan ilegal atas nama Loli): "Sesungguhnya keburukan itu adalah hasil amalan buruk kita. Gak usah nyalah-nyalahin."
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 64
Bang Jack (menanggapi keprihatinan Roy mengenai warga yang dipaksa untuk sholat berjamaah di musholla): "Dalam rangka pembelajaran, soal keikhlasan beribadah itu soal kesekian. Yang penting belajar patuh dan tunduk dulu."
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 65
Bang Jack (kepada tiga warga yang terlihat sangat terpaksa ikut sholat berjamaah): “Allah lebih berhak atas pakaian indah dan bersih kita untuk beribadah. Allah lebih berhak atas wajah ikhlas dan senang kita waktu beribadah. Apalagi situasi kayak sekarang (kesulitan air bersih). Kita yang perlu Allah. Kita yang perlu pertolongan Allah. Kita yang harus mendekat pada Allah.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 66
Aya (menanggapi keheranan Fahri, saudara tiri Azzam, atas keinginan Kalila memperoleh sosok suami religius): “Iya sih emang, laki-laki religius itu membuat seorang muslimah ngerasa berada di jalur yang benar.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 67
Azzam (kepada saudara tirinya, Fahri, yang sedang mendekati Kalila, sekaligus menanggapi sindiran Aya): “Kamu tidak perlu membuktikan apa-apa sama perempuan. Karena apa? Karena tidak akan pernah cukup. Buktikan aja! Kamu bergerak mendekati Allah. Dengan begitu, perempuan yang kamu cintai akan mencium tangan kamu seperti seorang prajurit mencium tangan rajanya untuk berani mati.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 68
Pak Jalal (kepada Roy dan Domino untuk meminta dibacakan ayat suci Alquran, sementara Bu Jalal dan Kalila berada dibalik hijab musholla): “Orang seumur gue ini, lagi pengen deket sama Allah. Tolong temenin gue dong, dengan pengajian (tilawah) Lu. Selembar-dua lembar kek. Biar batin gue tenang.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 69
Bang Roy (mengkonfirmasi permintaan persetujuan Domino atas keinginan Pak Jalal untuk dibacakan tilawah): “Ayat Allah itu untuk dibaca dan dibacakan. Mumpung masih ada yang masih mau mendengarkan. Ya udah ayo, ayo wudhu!”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 70
Ustadz Ferry (setelah tilawah Roy dan Domino selesai): “Kalau sering dibacakan ayat suci Alquran, insya Allah musholla yang kecil ini akan menjadi salah satu rumah Allah yang diberkahi. Adalah sangat baik kalau di antara umat kita atau di keluarga kita, ada yang fasih membaca Alquran. Apalagi berkaliber imam bukan sebagai makmum. Sebaik-baik kamu adalah orang yang mau mempelajari Alquran dan kalau sudah bisa, mau mengajarkannya.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 71
Pak Jalal (menjawab pertanyaan kenapa memanggil ustadz Ferry ke musholla): “Saya pengen berbagi keindahan, Pak Ustadz. Saya nggak kuat menahan keindahan Alquran sendirian.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 72
Azzam (kepada Ayya yang lebih mempercayai pendapat objektif teman-temannya ihwal fisiknya yang dikatakan gendut, padahal bagi Azzam tidak): “Ay, kamu gak sadar ya? Pandangan yang tidak realistis, yang tidak apa adanya, yang tidak subjektif, itu telah menyelamatkan miliaran bayi di masa kanak-kanaknya. Ketika Allah menanamkan perasaan cinta terhadap seorang ibu, maka sang ibu pun dibutakan oleh rasa cinta itu. Dan menganggap anaknya adalah yang tercantik, bagaimanapun bentuk rupanya. Dan didorong oleh itu, sang ibu bersemangat untuk merawat, memelihara, dan menganggap anaknyalah yang paling cantik, layaknya seorang pangeran atau seorang putri.” (Aya meneruskan: “Maka selamatlah bayi-bayi itu dari ganasnya kenyataan.”)
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 73
Ayya (kepada Azzam untuk meyakinkan ketaatannya kepada sang suami): “Zam, jangan khawatirin deh ketaatan aku sama kamu. Karena aku taat sama Rasulullah. Seandainya Rasulullah diperbolehkan menyuruh seorang istri bersujud kepada suaminya, aku pasti akan negalukinnya tanpa banyak tanya. Jangankan cium tangan kamu, cium bayangan kamu aku juga mau.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 74
Ustadz Ferry (mengomentari perilaku warga kampung Kincir Angin dalam menghadapi cobaan krisis air bersih): “Kita bisa melihat sendiri, reaksi orang yang berbeda ketika menghadapi cobaan. Ada yang sibuk dengan cobaan itu, tengelam dalam masalah sampai melupakan kebaikan. Ada yang mendekatkan diri kepada Allah, bertasbih, bertahmid, bertakbir, mencari ridho Allah dan ampunan. Ada juga yang gak merasakan apapun, kecuali mengambil keuntungan dari sana-sini. Dan Allah gak terima begitu aja menerima pengakuan orang beriman, kecuali dengan mengujinya dengan berbagai cobaan. Dengan rasa takut, dengan kekurangan makanan, dengan penyakit, dengan musibah, dan banyak lagi yang lainnya.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 75
Ustadz Ferry (menjawab pertanyaannya sendiri yang kembali ditanyakan Udin, siapa di antara dirinya, Udin, dan Asrul yang duluan masuk Surga atau Neraka): “Itu pertanyaan yang gak bisa dijawab begitu aja. (pertanyaan tersebut diajukan) Supaya Lu memikirkan masa depan Lu di akhirat nanti. Semua berawal di bumi ketika kita hidup. Lu tahu, arah mana yang terbaik untuk manusia? Arah yang terbaik adalah keridhoan Allah atas hidup dan mati kita.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 76
Kalila (kepada tantenya, Bu Jalal, yang mempertanyakan apakah dirinya sedang memikirkan Domino): “Ngajinya. Ya gak sebagus yang sering kita denger di TV atau radio. Tapi kesungguhannya waktu mengaji itu, membuat Kalila pengen lebih deket lagi sama Allah. Mendorong Kalila untuk mencari wajah Allah yang sesungguhnya. Kalila ngerasa pengen tinggal di musholla ini selamanya.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#


Dialog 77
Bu Jalal (kepada Kalila yang mengagumi kesungguhan Domino dalam mengaji): “Hati-hati, laki-laki yang mendorong kamu lebih dekat kepada Allah, biasanya adalah calon suami yang baik. (hati-hatilah) Karena kamu akan menjadi wanita yang paling memuja laki-laki itu.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 78
Ustadz Ferry (berdiskusi perihal kondisi umat Islam saat ini bersama istrinya): “Sedikit demi sedikit, selangkah demi selangkah, umat Islam digiring menuju lobang biawak yang gak ada artinya. (dengan) 1001 cara, Mah. Kita disibukkan ngejar dunia. (seharusnya) Ngejar dengan tenang, pake perhitungan halal dan haram. Jangan gerabak-gerubuk kayak gak ada rejeki yang lain. (selain itu) Kita dibuat sibuk berdebat mempertanyakan soal-soal yang sudah solid dalam hal agama. Contohnya, soal jilbab. Udah jelas. Allah sendiri yang memerintahkan kaum perempuan untuk menutup auratnya. Tapi masih ada aja yang membantah, apalagi dari kalangan Islam sendiri, yang mengatakan jilbab itu tidak wajib. (pendapat jilbab itu budaya orang Arab) Itulah pendapat yang berusaha menghilangakan arti jilbab sampai gak berarti lagi. Seolah-olah jilbab itu sekedar produk budaya. Ya memang, dari Arab. Tapi kebetulan, desain itu yang cocok digunakan untuk menutupi aurat kaum perempuan. Kalau memang sanggup pake baju kaleng, ya silahkan!”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 79
Kalila (kepada Aya tentang isi hatinya setelah ditodong perintah ‘buruan nikah!’ oleh Azzam, dan diberitahu kabar kehamilan Tante Widya): “Lu pernah gak sih, ngerasa terlempar ke gurun pasir yang sepi malem-malem? Gue ngerasa gak punya siapa-siapa, Ay. Baru masuk tadi, Azzam nyemprot gue suruh buru-buru kawin. Terus ketemu Tante Widya dapat kabar, Tante Widya katanya hamil. Terus gue ngapain? Luntang-lantung kaya pengembara jadul yang menjajakan puisi patah hati ke seluruh dunia. Gue juga pengen nikah, Ay! (Bukan buat pelarian sakit hati, tapi) buat melengkapi kepribadian gue sebagai muslimah.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 80
Aya (kepada Kalila yang punya sikap ragu-ragu dan kurang mantap dalam setiap menghadapi laki-laki yang mendekatinya): “Sikap Lo yang gak mantep gini, bisa ngebuat seorang Fahri merasa cemas, was-was, dan pencuriga. Dia gak akan nyaman hidup sama Lo. Dan Lo pun akan merasa terkekang. (Dan akhirnya) Lo gak akan jadi siapa-siapa. Karena Lo akan sibuk menyesuaikan diri, sampe Lo melupakan diri Lo sendiri.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 81
 Aya (memberi nasihat kepada Kalila): “Tapi inget ya, siapapun jodoh Lo, jangan pernah berhenti mendekati Allah. Karena Allah akan malu memberikan jodoh yang buruk buat orang-orang yang deket sama Dia.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 82
Azzam (melisankan tulisannya yang sedang diketik, di hadapan Aya, Kalila, dan Mamanya): “Bahkan di dalam hati ada setan yang senantiasa berbisik, maka hati-hatilah mengikuti kata hati. Siapa tahu, yang bersuara riuh di situ adalah bisikan setan. Ikutilah yang membawamu mendekat kepada Allah, yang berwajah bersih oleh air wudhu, yang taat dan mencintai ibunya lebih dari perempuan lain.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 83
Bu Widya (mengomentari ‘protes’-nya Aya karena dirinya adalah no.2 yang dicintai Azzam setelah ibunya): “Aya, kamu akan mendapatkan cinta yang manis dan taat dari anak-anak suamimu yang kamu lahirkan.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 84
Bu Widya (menjawab pertanyaan orang seperti Kalila harus bagaimana): “Biarkan takdirmu menjadi misteri, yang membuat kamu bergairah. Biarkan takdirmu menjadi misteri, penuh dengan harap setiap kali kamu membuka mata. Hidup kita jadi lebih indah daripada hidup orang lain.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 85
Ustadz Ferry (kepada hadirin rapat yang malah bersilat lidah): “Cukup! Apaan sih ini? Bersilat lidah tanpa tujuan, cuman cari ribut yang akhirnya membuat kita lupa inti pembicaraan kita itu apa. Itulah umat Islam sekarang, sibuk debat, saling serang antar madzhab, perang dalil, yang sebetulnya semua sudah benar. Ribut di forum, tapi sepi dalam amalan.” 
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 86
Nenek Vega (kepada adiknya, Nenek Vegi yang menyarankan untuk bergaul via jejaring sosial sehingga tidak ketinggalan berita): “Gaul itu face to face, bukan cuma di handphone. Gue yakin, kalau Lu mati yang layat cuma pic profile, sms-sms semungut, dan status-status facebook.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 87
Roy (kepada Junaedi yang tetap tidak mau mengakui meski sudah diinterogasi bahwa dirinya telah memakan uang bayaran mengantar air dari Azzam, padahal pekerjaan tersebut dilakukan bersama-sama dengan teman lainnya): “Kamu sudah di tiang pancung Jun, jangan mempertahankan kebohongan yang cuma bikin kamu celaka di akhirat.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 88
Mira (menanggapi pendapat suaminya, Asrul, mengenai obsesi Bang Udin terhadap Kalila. Menurut Asrul peluangnya kecil, dan malah akan berujung kekecewaan): “Seringnya yang besar itu hanya angan-angan, sedangkan takdir kita yang sebenarnya ternyata muncul dari lubang semut. Bang, kita gak akan pernah tahu apakah yang logis itu selalu jadi kenyataan, begitu juga sebaliknya. (Kecewa) itu resiko, jangan minta Ka’bah dipindahkan ke kutub utara hanya karena kita gak tahan panasnya kota Mekah. Tugas Abang sebagai sahabat, tinggal mendampingi dia masuk ke lubang jarum sampai semuanya nyata tidak mungkin.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 89
Ustadz Ferry (kepada Nenek Vega yang mempertanyakan kenapa Sholat tidak dengan duduk saja dan menggunakan Bahasa Indonesia sehingga memudahkan bagi orang-orang yang sudah berusia lanjut seperti dirinya): “Ibadah gak bisa pake selera manusia, Allah yang memerintahkan kita untuk sholat, yang nunjukkin gimana caranya, jumlah rakaatnya, termasuk bacaannya.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 90
Azzam (kepada Bang Udin yang menjadi tidak percaya diri untuk mendekati Kalila): ”Sikap ragu membuat kita berhati-hati. Tapi pasti, tidak mendorong kita maju.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 91
Bang Jack (menjawab pertanyaan ustadz Ferry apakah Domino bisa dijodohkan dengan Kalila, disamping Bang Jack ada Udin): “Saya gak rekomend sama sekali, Ustadz.  Ya kalau mau ambil resiko sih silahkan. Tapi Kalila terlalu bening untuk dia, Ustadz. Jadi kayak yang saya bilang, tuh anak masih labil, Ustadz. Penghasilannya kagak jelas. Kerjaannya keliling ke sana ke mari kayak layangan putus. Ya, mendingan Kalila dicariin jodoh ama yang lain aja deh. Yang selevel imannya, keluarganya, dan lebih bertanggung jawab.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 92
Ustadz Ferry (menanggapi kekhawatiran Pak Jalal tentang jodoh Kalila): “Allah yang menguasai hati manusia, yang menanamkan kecintaan kepada sesuatu atau seseorang.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 93
Bang Asrul (memberi nasihat tetangga Udin yang pengangguran dan kerjanya duduk-duduk di depan rumah): “Tahu Kau, kenapa Kau lama menganggur? Karena Kau senang berbincang omong kosong sekedar mengikuti kata hati dan suasana. Sekedar mengisi waktu. Lakukan sesuatu yang bermanfaat maka Kau akan jadi orang yang bermanfaat. Orang yang bermanfaat tidak pernah menganggur.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 94
Aya (memprotes kehidupan keluarga kakaknya, ustadzah Haifa, yang terlalu sederhana): “Emangnya untuk jadi orang sholeh harus mengabaikan kenikmatan? Allah sendiri lho yang memberikan kenikmatan dan Allah menyukai tanda-tanda kenikmatan yang diberikan pada hamba-Nya. Gak usah sok miskin, gak usah sok ngirit. Kalau emang mampu gak usah fitnah Allah dengan susah makan. Kalau mau susah ya, nanti aja ada jadwalnya sendiri ketika Allah ngasih cobaan ke kita.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 95
Aya (kepada Azzam yang menyatakan bahwa bukankah sikap berhemat adalah ajaran agama Islam, seperti perintah Allah kepada Nabi Yusuf yang diminta berhemat bahan makanan selama tujuh musim): “Zam, aku lagi gak minta untuk hidup berlebihan lho. Sekedar cukup dan layak gak akan ngurangin keberkahan dan ridho Allah.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 96
Ustadz Ferry (kepada Azzam yang takjub dengan wasiat Abi Aya dan Ustadzah Haifa tentang wasiat makanan): “Dari makanan yang halal atau haram, akan mempengaruhi kualitas akhlak kita, Zam!”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 97
Bang Jack (menjawab pertanyaan Roy, kenapa Domino bisa berubah menjadi orang yang rajin ibadah, padahal sebelumnya ada keinginan pindah agama): “Banyak hal dalam agama ini yang gak perlu dibicarakan, diperdebatkan secara berlebihan, Roy. Jadi, lakukan aje, amalkan, sibukkan diri dengan amalan agama. Insya Allah, rasa cinta akan disuburkan oleh Allah di ladang hati kita yang penuh ketundukan dan kepatuhan.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 98
Bang Jack (kepada Domino yang merana karena mulai merasa mencintai Kalila tapi tidak disetujui oleh Bang Jack): “Allah menundukkan bumi dan seisinya buat kepentingan manusia, tapi bukan berarti semuanya bisa kita raih. Yang dalam genggaman itulah yang Allah ridhoi untuk dimiliki.“
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 99
Domino (menjelaskan bahwa dirinya menangis bukan karena Kalila): “Saya lagi menikmati perasaan saya selama saya tinggal di rumah Allah ini. Saya merasa lebih mengenal dan lebih dekat dengan agama ini beserta seluruh persoalannya.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 100
Kalila (menanggapi keheranan Pak Jalal atas sikapnya kepada Bang Udin yang ketiduran di rumah Pak Jalal): “Penghargaan untuk orang-orang yang mencintai Kalila, siapapun dia.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 101
Domino (kepada Kalila yang mempertanyakan mana yang kebih berharga, pembeli atau penjual): “Apa artinya penjual tanpa pembeli, apa artinya pembeli tanpa penjual. Dua-duanya akan bernilai nol karena saling bergantung.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 102
Pak RW (menanggapi kondisi krisis air yang semakin parah): “Kebaikan hati tidak membuat selalu penuh.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 103
Kalila (menanggapai tawaran ustadz Ferry untuk mengadakan pertemuan antara Udin dan keluarga Kalila): “Kita tunggu aja semuanya akan datang dalam bentuk apa. Kita harus menjadi tuan rumah yang baik. Insya Allah niat sang tamu baik, datang dengan cara yang baik dan tertib. Kita pun Insya Allah sanggup menjadi tuan rumah yang baik. Peristiwa ini pun sebuah peristiwa yang baik.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 104
Bang Sam, Seorang penjual buku keliling (kepada Domino yang mempertanyakan, kenapa dia mengamen dan bernyanyi untuk orang lain): “Yang nanya begitu jarang, kan? Atau mungkin gak pernah. Begini, kita kadang cuma mengikuti kata hati, gerak hati, berjalan sekian jauh, dan baru sadar kalau kita tidak pernah bertanya ‘kenapa?’ (Akhirnya) hidup kita berlalu tanpa kesimpulan. Merenungkan kehidupan dan tanda-tanda ciptaan Allah itu tidak harus selalu punya waktu khusus. Sambil ngamen, kamu bisa mengamati itu semua.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 105
Ustadz Ferry (kepada jamaah seusai sholat dhuhur di Musholla): “Apa ini tidak menjadi pemikiran antum semua? Sebelumnya, kampung kita ini subur, udaranya sejuk, airnya bersih dan berlimpah, tapi sekarang, untuk berwudhu pun kita mesti bertayammum. Leher antum lagi dicekek, dikeringin, kehausan, kekurangan air, dan keimanan kita yang akan membuktikan, kita mau nyebut nama siapa, antum mau minta pertolongan siapa? Siapa? (Yaitu) Allah subhaanahu wa Ta’alaa. Sehari lima kali diperdengarkan panggilan sholat, yang dateng cuma 2-3 orang. Antum sibuk apa sih? Kerja? Masih belum bisa beli mobil kan? Masih tetep miskin kan? Disuruh sholat berjamaah saja pada jual mahal. Sok sibuk!”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 106
Ustadz Ferry (menjawab pertanyaan apakah dengan sholat berjamaah, musibah-musibah bisa hilang): “Bencana menimpa orang baik maupun orang jahat. Orang mukmin atau orang kafir, orang tua maupun orang muda, negara besar maupun kecil. Bagaimana Allah menurunkan suatu negeri keberkahan dari langit dan bumi, kalau tidak iman kepada Allah? Semua bisa kena bencana, bedanya Allah memberi pertolongan apa gak. Allah memberi pertolongan buat hamba-hamba-Nya yang taat. Antum termasuk yang mana? Sholat wajib berjamaah di masjid atau musholla, salah satu tanda ummat yang silaturrahimnya bagus apa gak? Ummat yang layak diberi pertolongan Allah apa gak? Allah tidak menyukai ummat yang bercerai-berai.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 107
Domino (kepada Malaeka yang minta diajari membaca Alquran dengan alunan yang bagus tapi disruruh Domino untuk baca biasa dulu, cepat dan lancar): “Itu nanti, lancar aja dulu. Untuk melatih kewaspadaan dan kepekaanmu terhadap kata per kata. Bahasa Alquran, melatih kita untuk mewaspadai kemungkinan munculnya masalah tata bahasa tiap kata per kata atau huruf berikutnya. Ada tanda baca yang dimatikan ketika bertemu dengan huruf lainnya, ada panjang pendek yang harus diperhatikan hitungannya, agar terjaga maknanya, dan sebagainya. Artinya, dengan membaca Alquran, tidak ada kata-kata atau kalimat bahkan huruf yang terlewat begitu saja tanpa makna. Kamu akan menjadi penyanyi yang bukan hanya menghayati setiap kata atau kalimat, tapi juga menghayati setiap huruf dan tanda bacanya. Dan itu semua tidak bisa dilakukan oleh pemain gitar, piano, biola.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 108
Bu Jalal (kepada Pak Jalal yang mempertanyakan alasan dulu menerima lamarannya dan apakah sekarang tidak malu mempunyai suami seperti dirinya): “Cinta perempuan gak berhenti di cermin aja Pah. Tapi lanjut tembus ke pengorbanan.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 109
Ustadz Ferry (kepada hadirin diskusi, termasuk Roy yang menanggapi bahwa warga faham atas nasihat ustadz Ferry, kalau merasa beruntung bersyukur kalau merasa bernasib buruk bersabar): “Kita semua faham tapi belum tentu mau tunduk dan patuh. Kita tahu wajibnya sholat, puasa, dan membayar zakat, dan belum tentu kita mau tunduk dan patuh dengan alasan apa pun dan dengan kendala apa pun.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 110
Bang Jack (memberi saran kepada Ustadz Ferry yang mengajak ke kelurahan untuk mengatasi krisis air bersih): “Potong kompas saja, Ustadz. Kita langsung aja minta pada Allah secara berjamaah. Kita libatkan seluruh warga ikut sholat, mengamini doa-doa Pak Ustadz, masyarakat ikut menangis merayu Allah. Jadi sudah terlalu banyak doa-doa kita yang terbang sendiri tengah malam tanpa pengaminan umat. Mau sholat istisqo atau yang lainnya, Pak Ustadz lebih paham.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 111
Ustadzah Haifa (mengomentari keadaan kampung Kincir yang semakin memprihatinkan): “Mungkin ada hikmahnya masalah ini, Pah. Musholla kita ini sudah terlalu lama sepi seperti kuburan. Bencana ini jangan sampai berubah menjadi azab bagi umat yang mengabaikan ukhuwah islamiyyah. Cukup sebagai cobaan saja.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 112
Azzam (kepada Kalila yang telah memberikan sinyal-sinyal kepada Domino namun seperti tidak ada tanggapan): “Laki-laki biasa mengajak dan biasanya gagap ketika diajak.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 113
Kalila (kepada Azzam yang mempertanyakan apakah Kalila mau menunggu atau jangan-jangan merasa terhibur dengan siapa saja yang datang): “Aku merasa berharga ketika didatangi. Gue akan bersikap baik kepada siapa pun yang meninggikan Gue sebagai perempuan.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 114
Kalila (kepada semua yang hadir mendiskusikan perihal rencana lamaran Bang Udin): “Ga ada yang perlu kutakutkan. Bukan suami yang akan membahagiakanku, tapi Allah sendiri.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 115
Nenek Vega (kepada adiknya, Nenek Vegi, yang bermalas-malasan dan bermain HP saja kerjaannya): “Biarpun mau mati, perut harus disisi dulu. Jangan sampai kosong. Perjalanan masih panjang. Siapa tahu tidak menemukan warung di jalan.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 116
Bang Sam (kepada Noah yang sedang mengamen menghibur temannya yang sedang mabuk. Noah sedang bersama Malaeka, Malaeka lolos menajdi penyanyi Klub elit): “Maksud Bang Sam, kamu ngapain di depan para pemabuk ini? Kamu nemenin para pemabuk ini? Dan bahkan kamu meghibur para ahli maksiat ini dengan musikmu? Astaghfirullaahal ‘adziim. Bahkan, yang sekedar memberitahu tempat minuman itu berada, kamu termasuk orang yang saling tolong menolong dalam perbuatan maksiat.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 117
Bang Asrul (kepada Udin yang berdoa kepada Allah untuk dijodohkan dengan Kalila): “Doa ini sudah betul, tapi tidak sopan. Kalau kita meminta, rayulah Allah. Awali dengan sifat-sifat-Nya yang mulia, sifat yang agung, yang suci, yang penuh kuasa. Ya jangan cuma ‘Ya Allah’. Macam manggil nama Awak aja Kau. Srul, Srul, minta duit. Din, ini bukan basa-basi Din. Menyebut sifat-sifat Allah yang mulia, itu nilainya ibadah, bukan sekadar basa-basi. (Tapi) jangan sembarangan memberi nama atau mensifati Allah. Hanya Allah subhaanahu wa ta’alaa yang mengetahui sifat-sifat-Nya. Maka, sebutlah hanya sifat-sifat yang diperkenalkan. Dengan Kau sebut Dia sutradara, sama aja Kau itu memperolok-olokkan Di, Roy. Eh, sutradara itu kan dibayar oleh produser, masa ada yang lebih tinggi dari Dia?”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 118
Kalila (kepada Bang Udin yang makin serius ingin melamarnya): “Kalila berprasangka baik terhadap niat Bang Udin untuk menikahi Kalila, Kalila pun mengamini Bang Udin. Kalila menyemangati semua kebaikan, Allah yang akan membuat semuanya terwujud atau tidak. Kalila minta, Bang Udin teruskan apa yang Bang Udin ikhtiarkan sejauh ini.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 119
Azzam (kepada Aya dan Ibunya yang ikut-ikutan berencana pindah selama masih terjadi kriris air bersih): “Jangan gampang panik dong. Yang tenang dong dalam menghadapi situasi. Jangan gampang terpengaruh dong sama drama orang lain. Keluarga ini tidak akan meninggalkan lokasi ini sebelum melakukan sesuatu apa yang harus dilakukan. Aku ingin kita masuk barisan muslimin dan berdoa bersama memohon kepada Allah.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 120
Azzam (mejawab pertanyaan Aya apa Azzam tidak enak sama warga jika keluarganya menginap di hotel selagi krisis air bersih masih melanda): “Aku ingin sholat bersama mereka dan aku ingin keluargaku bukan termasuk golongan orang-orang yang memikirkan diri sendiri.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 121
Bang Jack (kepada Hakim yang merasa apes karena harus bertayamum sebelum sholat istisqo): “Ini bukan apes, Kim. Ini malah Lu dapat pengalaman beribadah yang lebih banyak lagi. Jadi, Lu pernah ngejalanin Sunnah ini, Sunnah itu, Sunnah ini, Sunnah itu, bukannya gitu-gitu aje.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 122
Bang Jack (kepada seluruh jamaah sholat Istisqo): “Jika kita adalah muslim terakhir di muka bumi ini, sesungguhnya hanya Allah tempat berlindung. Jika kita adalah umat Muhammad terakhir, semoga Allah tetap menempatkan kita di shaf terdepan.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 123
Pak Jalal (menyampaikan penolakan Kalila kepada Bang Udin): “Allah berfirman, bisa jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu. Bisa jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah Maha Mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 124
Kalila (menyampaikan penolakan lamaran Bang Udin): “Bang Udin, gak ada yang bisa Kalila katakan selain berterima kasih atas semua yang Bang Udin lakukan. Semoga Allah menyenangkan Bang Udin dengan yang lebih baik.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

Dialog 125

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلَـكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri tersebut beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (Qs. Al-A’raf: 96)

أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَن يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتاً وَهُمْ نَآئِمُونَ

“Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur?” (Qs. Al-A’raf: 97)

أَوَ أَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَن يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ

“Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain?” (Qs. Al-A’raf: 98)

أَفَأَمِنُواْ مَكْرَ اللّهِ فَلاَ يَأْمَنُ مَكْرَ اللّهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ

“Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (Qs. Al-A’raf: 99)

Doa Sholat Istisqo: “Segala puji bagi Allah Pemelihara alam semesta. Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Raja hari Kiamat. Tiada Tuhan selain Allah yang berbuat menurut kehendak-Nya. Ya Allah, Engkaulah Tuhan yang Tiada Tuhan selain-Mu. Engkaulah yang Mahakaya sedangkan kami papa. Turunkanlah kepada kami hujan dan jadikanlah apa yang Engkau turunkan itu menjadi bekal sampai beberapa lama. Aamiin ya Rabb al ‘Alamiin.”
#DialogPenuhHikmahPPT8#

SELESAI

Penyusun: Fauzi Daeji Ahmad selama Ramadhan 1435 H
Semoga hikmahnya bisa kita resapi dan menjadi pelajaran hidup. 
Aamiin Ya Robb.

2 komentar: