Sabtu, 02 Juli 2016

"Dialog Penuh Hikmah Para Pencari Tuhan Jilid 10"

"Dialog Penuh Hikmah Para Pencari Tuhan Jilid 10"

Dialog-dialog di bawah ini disusun dari "Para Pencari Tuhan Jilid 10" yang ditayangkan selama bulan Ramadhan 1437 H. Dan bagi penyusun, kesan dan hikmah dari dialog-dialog tersebut akan lebih bermanfaat untuk dikutip dan disebarkan. Semoga bermanfaat.





Dialog 1

Azmi (kepada staf karyawannya yang mengadu terkait Kalila, sebagai salah satu jama’ah “Azmi Tour & Travel”, yang bersikeras ingin segera diberangkatkan umroh): “Dengar. Banyak jamaah mengira perjalanan umroh dan haji itu sama dengan perjalanan darmawisata. Bisa berangkat kapan saja, dengan siapa saja mereka mau. Haji dan umroh adalah perjalanan ibadah yang mengikuti aturan Allah dan rasul-Nya. Passport bisa dipalsukan. Mahrom bisa dibuat-buat. Tapi, apakah begitu caranya kita mencari ridho Allah? Tidak ada toleransi untuk menyalahi syariat.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 2
Azmi (kepada Kalila yang komplain atas aturan ketat “Azmi Tour & Travel” sehingga belum bisa berangkat umroh): “Maaf mba Kalila. Begini. Masalah haji atau umroh, itu Allah dan rasul-Nya yang menetapkan peraturan seperti itu. Bahwa, seorang muslimah tidak bisa berangkat tanpa mahrom pendamping. Bukan hanya ke tanah suci, ke tempat lain juga begitu. Jadi, kalau mba Kalila mau komplain, langsung saja ditujukan pada Allah dan rasul-Nya.”
#DialogPenuhHikmahPPT10



Dialog 3
Pak Jalal (kepada istrinya yang menganggap Pak Jalal egois karena melarang istrinya terlalu mudah membantu laki-laki lain): “Suami Islami harus egois. Istri buat diri sendiri, bukan buat orang lain termasuk auratnya.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 4
Kalila (kepada Bu RW dan Pak RW): “Kalila merasa gagal, Bu. Gagal sebagai anak karena orang tua keburu meninggal. Gagal sebagai istri demi persahabatan. Gagal jadi jamaah umroh karena Kalila belum punya mahrom”. Azzam (yang juga datang ke rumah Pak RW untuk mengurus akta kelahiran adiknya yang baru lahir): “Tidak ada manusia yang gagal di hadapan Allah. Yang ada manusia bersabar atau yang tidak bisa bersabar. Atau yang bertakwa atau yang tidak bisa bertakwa.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 5
Ustadz Ferry (kepada istrinya terkait niatan Pak Jalal yang ingin menjual tanah di mana keluarga Bang Asrul tinggal di atasnya): “Kalau dari sudut pandang hukum, Pak Jalal itu benar. Tanah, tanah dia. Gubuk, gubuk dia. Dan di antara Asrul dan Pak Jalal tidak ada perjanjian apa-apa. Kalaupun Pak Jalal mengambil haknya atau mau jual atau mau apa gitu, ya boleh-boleh aja. Akan tetapi manusia itu hidup kan gak cuma pakai hukum, tapi juga rasa sosial. Rasa kemanusiaan. Rasa kemanusiaan itu adalah salah satu cara manusia mengambil sikap dalam masalah-masalah hidup supaya keadilan tetap berjalan. (Dan) agama itu mutlak dibutuhkan supaya gerak hidup manusia tidak kehilangan arah yang benar.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 6
Azzam (kepada Bang Jack dan Mas Roy setelah terlihat bertahan sholat berjamaah dengan bacaan 1 surat penuh surat Al-Baqoroh dirakaat pertama): “Sebenarnya tadi saya mau tumbang juga. Tapi setelah saya bayangin nanti di padang mahsyar di mana kita bersama milyaran orang mengantri pengadilan Allah dan menunggu milyaran hari sampai diadili oleh Allah, ya saya pikir di dunia jauh lebih ringan.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 7
Maulana (menjawab pertanyaan Pak RW kenapa tidak ada warga yang mau mendaftar menggantikan Udin menjadi hansip): “Ya siapa yang mau, Pak. Lihat aja tuh pengumumannya (: Dibutuhkan Pengganti Udin Hansip, Surat Kesediaan Taruh Di Sini!!!). Ya orang pada tersinggung lah. Itu coba lihat. Tanda seru-nya ada tiga. Siapa yang mau dibentak-bentak?”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 8
Juki (kepada Chelsea dan Barong yang berpendapat anak merekaakan menjadi saudara sepersusuan jika anak Barong-Dara ikut menyusu pada Marni, istri Chelsea): “Belom. Minimal 5 kali menyusu sampai kenyang, itu baru disebut saudara sesusuan.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 9
Ustadz Ferry (marah-marah kepada Pak RT dan Bendahara yang menawari Ustadz Ferry untuk menggantikan posisi Udin Hansip): “Ehem! Saya ini ustadz. Kerjaan saya ngajarin umat bagaimana caranya mengenal dan bergaul sama Allah. Saya dibilang pengangguran? Sini sekalian ketiga-tiganya kalau mau mengejek saya! Dari mana ente bisa ngukur satu orang itu pengangguran atau bukan? Para ahli agama, mereka gak bergaji, mereka gak berkantor, apa itu disebut pengangguran juga?”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 10
Loli (kepada Kalila yang akan membantu Loli agar bisa kembali kerja di rumah Pak Jalal tapi meminta Loli tidak berharap banyak dulu):“Berharap itu harus banyak mba Kalila. Soal kecewa atau nggak, itu sekadar reaksi emosional aja. Loli udah biasa gagal mba. Tapi Loli selalu berharap. Jadi, Loli bisa tetap melangkah maju walaupun gagal.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 11
Bang Sam (menyampaikan alasan pencalonan dirinya untukmenggantikan Udin Hansip padahal sudah tua): “Yang muda pun, kalau nggak berani mati, buat apa? Saya sudah udzur, dan saya sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Barusan istri saya menceraikan saya ya, saya luntang-lantung. Tapi saya memang sudah tidak punya keinginan apa-apa. Artinya saya sudah lebih dekat dengan Allah subhanahu wa ta’ala. Ya dekat mati. Sekarang kek, mau besok kek, sama aja. Rasa takut saya itu sudah tipis sekali. Bukan (jadi pemberani, tapi) jadi cuek. Mau ketemu rampok kek, maling kek, saya mah udah nggak takut sama mati.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 12
Pak Jalal (kepada Pak RW, Pak Sekretaris, dan Bendahara yang meminta dana pembinaan warga untuk mengharumkan nama kampung Kincir): “Kalau udah harum, apa manfaaatnya buat kita? Terkenal? Kalau udah terkenal, terus apa? Kalau kampung kita udah gak ada yang kelaparan, hidup pada rukun, anak-anak pada sekolah, gak ada maksiat, apalagi narkoba, musholla penuh, gereja penuh, gak ada maling, nah itu baru harum kampung kita.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 13
Mira (kepada Bang Udin yang enggan menjadi relawan pengurusjenazah bersama Asrul karena tidak ada bayaran): “Bang Udin, mengurus jenazah sesama muslim itu kewajiban bersama. Kalau sampai ada mayat seorang muslim terbengkalai, muslim sekelilingnya berdosa.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 14
Azzam (seteleh selesai ziarah kubur anaknya, Aya mengomentari perilaku oknum warga yang menjadikan kuburan sebagai ajang jual beli): “Kita memasuki akhir zaman. Bahkan seorang ibu harus membayar anaknya untukmengantarkannya ke rumah sakit.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 15
Bang Jack (kepada Bang Asrul yang mempertanyakan apakah tetap wajib hukumnya mengurusi jenazah secara islam meskipun si mayit dikenal sebagai seorang penjahat semasa hidupnya): “Ya walaupun dia melakukan maksiat tiap hari, selama dia masih bersyahadat, dia muslim. Dan sebaliknya, sebaik apapun orang yang murtad, kita gak boleh menyolatkan jenazahnya.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 16
Bang Jack (kepada Bang Udin yang naksir dengan janda dari seorang yang pengurusan jenazahnya dibantu Asrul dan Udin): “In sya Allah, In sya Allah. Tapi Lu gak boleh langsung ngedektin itu janda, Din. Sampai selesai masa iddahnya, 4 bulan 10 hari. Emangnya janda seorang muslim itu perempuan gampangan? Lu gak bisa deketin, Lu pacarin, terus Lu nikahin, gak bisa! Jadi Lu mesti tunggu dulu 4 bulan 10 hari masa iddahnya. Nah artinya itu janda disterilkan dulu jiwa dan raganya sebelum memasuki kehidupan baru dengan lelaki lain.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 17
Mira (kepada Lisbet, istri Pak Hakim yang merasa was-was dengan perilaku suaminya yang aneh setelah pulang dari Singapura): “Udah-udah cukup-cukup! Jangan kebanyakan ‘Jangan-Jangan…’. Setan sering menggunakan kata-kata itu untuk bikin resah perasaan manusia.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 18
Bu Irma (kepada Kalila yang tidak suka dijodoh-jodohkan dan menganggap tawaran Pak Jaja sebagai omong kosong): “Kita orang beriman, Kal. Selalu serius kalau bicara soal perjodohan. Yah, mungkin memang jodoh kamu harus dipaksakan.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 19
Ustadz Ferry (kepada istrinya yang ketika ditanya belanja apa saja, istrinya menjawab ini-ini saja): “Gak gitu dong jawabnya. Kesannya kita gak punya progress apa-apa. Papa kan jadi sensi. (Harusnya) yaa, sebutin aja belanjaannya. Bukan karena Papa tersinggungan, Mah. Papa sedang mengajarkan bagaimana caranya Mama menjaga adab di depan suami. Jangan bikin kecil hati. Karena itu bisa mengurangi daya juang seorang suami.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 20
Bu Dewi (kepada Pak Jalal dan Pak Jaja yang mempertanyakan TK yang didirikan Bu Dewi katanya gratis, tapi kok disampaikan menggunakan uang fakir miskin): “Begini Bapak-Bapak. Kebetulan saya ini punya tanah kosong. Ada beberapa yang gak kepake. Jadi saya bikin Taman Anak-Anak Alquran gratis. Biayanya saya ambil dari hak fakir miskin yang memang ada di harta saya. Dari zakat, dari infaq, dan juga shodaqoh. Jadi semuanya itu tidak saya habiskan buat sembako.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 21
Bang Jack (kepada Roy yang ikut-ikutan Trio RW untuk uji nyali Loli dengan cara berpura-pura mau maling salah satu inventaris musholla):“Roy, Lu ini salah gaul sebetulnya. Ya, mestinya Lu sebagai orang yang paling paham soal agama, itu mempengaruhi Pak RW dan temen-temennya. Bukan malah sebaliknya Lu dipengaruhin mereka.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 22
Bu Widya (menanggapi Aya yang menyarankan agar tidak perlu pindah, Pak Wijjoyo dan Bu Widya bisa tetap tinggal di rumah Azzam dengan cara ngontrak): “Iya, boleh-boleh. Mama setuju. Tidak (ada yang aneh). Zam, sikap kesatria Papa kamu terpenuhi, kesholehan kamu sebagai anak juga terpenuhi, dan Mama sebagai istri ya ikut sama suami. Sebagai ibu, Mama ridho.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 23
Pak Wijoyo (kepada Azzam tentang jiwa kesatria seorang laki-laki): “Bagaimananya seorang satria itu Zam, dilihat bagaimana caranya dia menyikapi sebuah masalah, dan juga tentang kebahagiaan istri.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 24
Azzam (kepada Aya yang bertanya apakah Azzam akan selalu membela Aya sampai kapanpun): “Aku akan selalu membelamu, Ay. Kecuali pada hari manusia sudah tidak akan dibela, kecuali Allah yang membelamu sendiri. Jangan terlalu khawatir. Tetaplah berjalan disamping suamimu dengan nyaman. Kita tidak tahu apa yang disembunyikan oleh Allah di masa depan untuk kita.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 25
Pak RW (kepada Pak Hakim yang merasa pesimis atas proyek baru dan dibayangi kegagalan seperti proyek-proyek sebelumnya): “Kalau kamu tidak punya banyak keberhasilan, paling tidak kamu punya banyak kegagalan yang bisa kamu jadikan pelajaran hidup. Kegagalan itu baru berhenti setelah kamu memahami sebab dan makna kegagalan.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 26
Bang Asrul (kepada Bang Udin yang merasa frustasi dengan kemiskinan): “Din, selamanya kita berdiri dalam rendaman air sampai ke leher. Sampai-sampai ombak kecil sekalipun, sudah cukup menenggelamkan kita. Kemiskinan, Din. Kita ini kaum fatalsitik. Meminta-minta dan selalu mengharap bantuan orang lain. Awak berjalan di bibir jurang kekafiran, Din. Berjudi, mabuk-mabukan, bunuh diri, dan membunuh orang bisa menjadi pilihan kalau kita itu tidak kuat.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 27
Bu Widya (kepada Azzam yang mengatakan Aya-lah yang menginginkan pisah sementara): “Jangan lama-lama! Nanti kalian jadi terbiasa. Terbiasa salah satu itu akan keluar kalau lagi ada masalah.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 28
Ustadz Ferry (kepada Azmi yang mendiskusikan fase zaman menurut Islam): “Kata Nabi, di zaman nabi itu banyak ahli agama tapi sedikit yang mau berceramah. Sebaliknya, sesudah zaman sesudah nabi di mana ada satu zaman, banyak yang ahli ceramah, banyak orang yang pinter ceramah tapi sedikit yang ngerti agama.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 29
Ustadz Ferry (kepada istrinya yang bertanya apakah juga suka cemburu): “Ada tiga golongan yang tidak akan masuk surga dan tidak dilihat nanti di hari kiamat sama Allah. Yang pertama, anak yang durhaka kepada orangtuanya. Yang kedua, laki-laki yang menyerupai wanita. Dan yang ketiga, dayus, membiarkan istrinya berbuat yang tidak baik.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 30
Bang Jack (kepada Asrul dan Roy, membuktikan mana golok yangtajam dan mana yang tidak tajam dengan cara dicoba untuk memotong selembar kertas): “Potongannya rata. Ini artinya golok ini tajam. Jadi, kalau buat motong hewan kita gak lama menyiksanya. Jari-jari kita gak tegang. Hewan juga rileks. Nah ini, yang kurang tajam. Coba. Gak rata (potongannya). Grepesan. Artinya ini golok kurang tajam. Lu sama aja menyiksa hewan sembelihan. Salah-salah gak akurat, meleset kena jempol. Seumur hidup gak bisa ngacung begini Lu (sambil membuat tanda ‘Like’ dengan jempol). Ini yang ngebedakan kenapa mesti pake golok yang tajam. Supaya apa? Supaya hewan gak lama tersiksa. Kalau pake yang kagak tajam, bayangin sendiri. Darah tertumpah, nyawa lepas dengan sia-sia.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 31
Bu Widya (menanggapi pendapat pak Wijoyo terkait nama anakmereka tidak perlu pakai nama nabi dan rasul karena kasihan nanti dibanding-bandingkan apalagi kalau akhlaknya buruk): ”Mas, anak itu akhlaknya tergantung bagaimana orang tuanya mendidik dia. Yang selain namanya Muhammad juga banyak yang akhlaknya jelek, yang akhlaknya buruk. Kalau saya rasa sih itu hanya oknum aja.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 32
Pak Jaja (menasihati Azmi untuk tidak terlalu memilih-milih calon pendamping hidup, karena ibunya Azmi dulu juga bukanlah istri yang sholehah sebelum datang suatu hidayah): “Soalnya dia habis ngeliat berita di TV, satu keluarga ditangkap polisi karena narkoba. Jawaban si anak waktu ditanya sama wartawan ‘kenapa kamu makan narkoba?’, si anak itu ngejawab ‘saya cuma niruin Mama aja’, tuh. Nah ini, Allah kasih hidayah ke ibu Lu melalui jawaban anak itu. Sejak itu, Ibu Lu takut punya anak yang gak sholeh karena ibunya juga gak sholeh. Dia juga gak kepengen, jadi istri yang gak sholeh. Gak ada manusia yang sempurna, yang ada manusia yang berikhtiar sekuat mungkin agarmenjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 33
Pak Jalal (kepada Kalila yang masih saja pilih-pilih pasangan hidup): “Kal, mencari pasangan hidup itu bukan siapa yang bisa memuja kelebihan Lu. Tapi siapa yang bisa memeluk Lu setelah tahu kekurangan Lu. Allah telah mengkaruniakan akal untuk bisa kita pakai mempertimbangkan pilihan. Yang kita lihat sih, Azmi itu orangnya baik. Kal, mencari pasangan hidup itu bukan siapa yang cocok. Karena hidup berumah tangga itu, saling mencocokkan.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 34
Bu Irma (kepada Kalila yang masih saja pilih-pilih pasangan hidup): “Kal, hidup harus segera memilih. Kalau nggak, hidup yang akan memilihkan jalannya, dan kita gak tahu ke mana arahnya.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 35
Aya (kepada Azzam yang bangun untuk tahajjud dengan agak malas-malasan): “Zam, kamu belum bersungguh-sungguh minta sama Allah sebelum kamu bangun setiap sepertiga malam, tahajjud, dan memohon kepadanya. Kalaupun doa yang kita minta gak dikabulin, seenggaknya Allah akan ngasih kita rasa untuk nerima semua ketentuan-Nya.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 36
Chelsea (kepada Marni, istrinya yang mengawali doa-doanya dengan kata-kata ‘jika Engkau berkenan’ dengan anggapan agar lebih sopan):“Kamu kalau berdoa yang sungguh-sungguh dong, Sayang. Masa berdoanya pakai ‘andaikan’, ‘jika berkenan’. Justru itu nggak sopan. Allah itu Mahasegalanya. Dikabulin kok. Itu kan janji Dia.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 37
Mira (kepada Bang Asrul yang menyisakan rizki untuk uang belanja, tapi dikembalikan oleh Mira): “Hutang menyebabkan kehinaan di siang hari dan kesengsaraan di malam hari. Mira gak mau merasakan itu terus, Bang.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 38
Ustadz Ferry (kepada istrinya yang selama ini merasa seperti menteri agama yang mengelola keimanan dan kesabaran, tapi dalam waktu dekat akan merasa seperti menteri keuangan yang mengelola penghasilan suaminya): “Mamah ini bisa aja. Formula orang Islam itu sederhana, Mah. Kalau senang bersyukur, kalau susah bersabar.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 39
Pak RW (kepada rekan pengurus lain dan Azzam yang berpendapat siapa saja bisa jadi pemimpin di negeri demokrasi): “Demokrasi memang membolehkan, tapi bagaimana dengan agama? Siapa yang mas Azzam bela?”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 40
Bu Dewi (kepada Pak Jaja yang melamar Bu Dewi di peternakan sapi dan mempertanyakan jawaban Bu Dewi): “Kasih saya waktu. Menerima atau menolak lamaran dari seorang laki-laki, itu hak perempuan. Menalak atau menceraikan seorang istri, itu hak suami.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 41
Ustadz Ferry (kepada Pak Yos dan Pak Hakim yang mempertanyakan kenapa Pak Idrus bisa merasa mendapat hidayah padahal sudah muslim): “Hidayah itu milik siapa aja. Hidayah bisa ada dalam hal urusan apa aja. Hidayah ‘alaa kulli haal. Hidayah bisa milik semua orang. Yang yakin aja masih bisa berubah, yang beriman bisa saja murtad. Karena itu kita mohon petunjuk kepada Allah selama sehari semalam 17 kali.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 42
Azzam (kepada Pak Wijoyo yang berpendapat bahwa cinta itu take and give, menerima dan memberi): “Gak, Pah. Cinta itu memberi, memberi, memberi, tanpa berharap menerima.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 43
Kalila (memberikan ucapan terima kasih kepada Domino karena sudah melamar): “Gue suka sama Lu. Lu udah Gue anggep sebagai kakak Gue yang gak pernah ada. Lu juga temen menyenangkan. Belum ada yang tahu gimana jawaban dari pihak Gue, bahkan Gue sendiri pun belum tahu. Gue mau bilang terima kasih karena Lu udah ngelamar Gue karena lamaran Lu itu menyelamatkan muka Gue dari pandangan orang-orang yang menganggap Gue jomblo gak laku. Apapun jawaban Om Jalal nanti, Lu harus tahu kalau Gue pengen Lo tetep ada di sekitar Gue.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 44
Mira (kepada Mega yang merasa kalah dengan Kalila yang sudah dilamar sedangkan dirinya belum juga ada yang datang untuk melamarnya): “Kak Mira cuma mau bilang, menikah itu bukan sebuah kemenangan untuk seorang perempuan. Belum menikah juga bukan sebuah kekalahan. Ini semua cuma sebuah perjalanan yang bikin resah hati. Nanti juga semuanya sampai ke tujuan yang diinginkan. In sya Allah.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 45
Bang Jack (kepada Pak Jalal yang datang minta pertimbangan Bang Jack perihal lamaran Domino): “Nah itu dia makanya saya gak mau ikut ngelamar kemarin. Saya pengen Pak Jalal menerima Domino secara utuh, gak ada bayang-bayang saya di situ. Jadi kalau Pak Jalal nerima, ya menerima Domino apa adanya bukan karena ngeliat saya (sebagai pamannya).”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 46
Kalila (doa dalam tahajjudnya setelah dilamar Domino): “Ya Allah, hanya kepada-Mu kami berserah diri, dan hanya kepada-Mu kami meminta. Berikanlah kepadaku keyakinan bahwa takdir-Mu lebih baik dari semua yang aku inginkan dan aku impikan. Ya Allah, pasrahkanlah aku dengan takdir-Mu. Tunjukkanlah aku pada apa yang Kau ridhoi. Kesabaranku menanti karena keyakinanku akan janji-Mu. Ya Allah, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah segala urusanku, sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam segala urusanku ini. Aamiin.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 47
Bang Jack (menasihati Domino yang sedang merencanakan untuk membina sebuah keluarga sambil menunggu jawaban dari Kalila): “Sebagai laki-laki, Lu mesti punya ilmu dong walaupun dikit, gak kosong sama sekali. Lu boleh miskin, tapi Lu punya ilmu agama. Dengan ilmu agama Lu, Lu bermanfaat untuk diri Lu sendiri, manfaat untuk istri Lu, manfaat buat anak Lu, manfaat buat lingkungan Lu. Kalau Lu menjalankan agama Lu dengan baik, in sya Allah akhlak Lu bakal jadi baik, kalau akhlak Lu baik, Lu akan bermanfaat buat lingkungan Lu.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 48
Azzam (kepada Kalila yang banyak bertanya-tanya tentang Domino kepada Aya dan Azzam): “Semakin banyak kamu bertanya tentang calon suami kamu, semakin banyak keraguan kamu tentang dia. Ikuti apa kata hati kamu yang sudah kamu ajak untuk beristikharah. Ini pilihan sekali dalam seumur hidup, jangan sia-siakan waktu kamu bertanya kepada orang yang tidak berhak menjawab.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 49
Kalila (kepada Aya yang memperlihatkan kecemburuan saat Azzam dan Kalila berkomunikasi): “Ay, kamu itu orang yang paling aku cintai didunia ini. Kecemburuan kamu selalu bikin aku tahu diri. Barokallah buat kamu berdua.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 50
Bu Dewi (menjawab pertanyaan Bu Irma, tipe calon suami seperti apa yang cocok): “Gak. Saya gak nyari yang cocok. Saya ini ya cuma nunggu Allah kasih, terus saya suka, ya udah. Saya gak berani meragukan ketetapan Allah, saya gak berani. Siapapun itu. Mau kaya, mau miskin. Mau ganteng, mau jelek. Pejabat, ataupun rakyat jelata. Terserah Allah mau bikin saya jatuh cinta sama siapa. Terserah. Makanya, saya tuh gak pernah ya memburu suami. Saya hanya menunggu.
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 51
Bu Dewi (kepada Bu Irma yang berpendapat bahwa bukankah manusia juga harus berikhtiar, termasuk terkait pasangan hidup): “Selama ini kan saya jaga diri saya, saya jaga pakaian saya, saya jaga kesehatan saya, jaga bisnis saya, saya juga saja agama saya kok dengan sebaik-baiknya. Itu salah satu bentuk ikhtiar saya sebagai perempuan. Ya, kalaupun ya jodoh saya ini ada di bawah garis langit ujung Afrika, ataupun di salah satu pelosok Balkan, Allah pasti akan bawa saya ke sana dengan 1001 sebab. Pasti. (Dan) kita gak pernah tahu (bahwa itu adalah jodoh kita). Logikanya tertutup, yang tinggal hanya perasaan yang sangat kuat.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 52
Mas Roy (kepada Bang Sam yang sedang butuh makan, tapi tidak mau diberi sedekah atau dianggap meminta-minta): “Ya udah, gini aja. Gak usah dipermasalahkan. Bang Sam kerja saja, nanti saya kasih jagung bakar kami semua ini. Idep-idep yaa, buat upahlah buat Bang Sam. (Upah) Bang Sam jadi juru cicip jagung bakar kami ini.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 53
Mira (kepada Bang Asrul yang berkeluh kesah akan nasib diri dan keluarganya yang tetap terpuruk dalam kemiskinan): “Terima kasih ya, Bang. Untuk membawa Mira tamasya dengan berbagai pengalaman yang seru. Mira serius, Bang. Semua yang kita alami selama berumah tangga, pahit dan manisnya, Mira anggap sebagai cara Allah untuk memperkenalkan diri-Nya kepada kita. Allah itu Mahakuasa, gak mungkin di lawan. Allah itu Maha Berkehendak, maka Dia angkat dan jatuhkan kita sesuka-Nya.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 54
Mira (kepada Bang Asrul yang menganggap Allah senang menjatuhkan kehidupan diri dan keluarganya): “Apakah bisa dibilang Allah sedang menjatuhkan kita, jika kita diperintahkan untuk mencium tanah bersujud kepada-Nya? Apakah puncak sholat itu adalah ketika kita berdiri, Bang? Tapi jika sedang tidak mampu, kita bisa mengganti puncak itu dengan duduk atau berbaring sejajar dengan tanah. Bukan itu yang tertinggi, Bang. Justru ketika kita tersungkur bersujud mencium bumi, itulah puncak tertinggi sholat kita. Ketika manusia merendahkan segala kesombongannya, dan harus mencium bumi Allah. Kita sekarang sedang berada di puncak kehidupan kita, Bang. Kemiskinan ini adalah puncak terindah yang kita alami. Sepahit lidah syuhada yang pucat menatap kilatan mata pedang ketika menebas lehernya.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 55
Domino (doa dalam sholat hajat sebelum memenuhi undangan Pak Jalal terkait jawaban Kalila): “Tidak ada tuhan melainkan Allah yang Mahalembut dan Maha Penyantun. Mahasuci Allah, tuhan pemelihara ‘Arsy yang Mahaagung. Segala puji bagi Allah, tuhan seru sekalian alam. Kepada-Mu lah aku memohon sesuatu yang mewajibkan rahmat-Mu dan sesuatu yang mendatangkan ampunan-Mu dan memperoleh keuntungan pada tiap-tiap dosa. Dan tidak ada sesuatu kepentingan, melainkan Engkau berjalan keluar dan tidak pula sesuatu hajat yang mendapat kerelaan-Mu melainkan Engkau kabulkan. Wahai, Tuhan yang paling Pengasih dan Penyayang, kabulkanlah doa hamba.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 56
Pak Jalal (menyampaikan jawaban Kalila kepada Domino): “Dom, jika pada akhirnya Lu gak dipersatukan dengan orang yang sering Lu sebut namanya dalam Doa Lu, maka Lu nanti akan dipersatukan dengan orang yang sering menyebut nama Lu dalam doanya. (Bu Irma melanjutkan:) Maafin kita ya, Mas Dom.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 57
Seniman Baju Boneka Jalanan (kepada Bang Udin yang mempertanyakan kenapa betah tiap hari di dalam baju boneka): “Ya nggak lah, Bang. Mana ada orang yang mau pake baju panas begitu. Yang bener aja. Bang, hidup itu tidak selalu mengejar kemudahan tetapi juga mengejar kemampuan untukmengatasi hal-hal yang sangat sulit.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 58
Aya (kepada Azzam yang merasa prihatin dengan musholla yang sepi jamaah tapi tidak melakukan apa-apa untuk mengatasinya):“Gimana sih, tadi katanya ngeluh musholla sepi. Kamu tuh jangan mainstreamdong, kalau bisanya tuh cuma ngeluh aja. Seenggaknya lakuin sesuatu yang nyata sehingga orang-orang yang gak suka ama kamu itu ampe bingung dengan ketekunankamu.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 59
Ustadzah Haifa (kepada Ustadz Ferry perihal warga yang sakitdan membutuhkan biaya dari dana umat): “Uang sedekah, jariyah, infaq yang umat masukkan di kotak amal musholla, itu bisa menjadi amal sholeh kalau digunakan untuk membantu warga. Daripada cuma jadi tabungan aja. Ini untuk kemaslahatan umat, Pah. Warga yang gak bisa makan, gak bisa sekolah, gak bisa berobat, bakal sakit hati kalau ngedenger setiap minggu musholla ngumumin tabungannya berjuta-juta.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 60
Mira (kepada Mega, Santi, dan bu Lina yang sedang saling minta dikabari kalau sudah didoakan tiap malam): “Justru mendoakan orang diam-diam itu mustajab. Mbak Lina gak perlu ngabarin siapa-siapa kalau ngedoain orang.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 61
Ustadz Ferry (menjelaskan keutamaan sholat berjamaah kepada Azzam): “Sesungguhnya serigala itu akan menerkam kambing yang sendirian, yang jauh dari kawan-kawannya. Bahkan para sahabat menganggap orang yang tidak hadir dalam sholat berjamaah adalah munafik yang jelas kemunafikannya. Nah, sampai sebegitu pentingnya sholat berjamaah (ada seorang sahabat yang harus dipapah dua orang untuk diberdirikan di shaf sholat), bahkan untuk orang buta sekalipun.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 62
Ustadz Ferry (kepada Azzam tentang pentingnya sholat berjamaah): “Catet nih, Zam. Dengan sholat berjamaah, Allah akan memberikan kita 5 hal, yang PERTAMA kita gak bakal kena kefakiran, yang KEDUA dihapuskan dari siksa kubur, yang KETIGA kita selamat daripada kesusahan hari kiamat, yang KEEMPAT catatan amal kebaikan kita akan kita terima dari tangan kanan, dan (KELIMA) berjalan di titian shiroth dengan kecepatan kilat.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 63
Pak Jalal (kepada Pak Jaja yang terburu-buru ingin menikahkan Azmi dengan Kalila padahal lamaran saja belum tentu diterima): “Hak wali itu ada di tangan Gue. Nah sementara hak menerima atau menolak itu ada di Kalila calon pengantin.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 64
Kalila (kepada Om dan Tantenya yang minta jawaban segera atas lamaran Pak Jaja untuk Azmi): “Kalila gak mau gegabah, Om. Ini keputusan penting buat hidup Kalila. Harus melibatkan Allah di dalamnya. Kasih Kalila kesempatan buat istikharah, Om.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 65
Ustadz yang dibawa serta Pak Jaja saat melamar Kalila untuk Azmi (kepada Azmi yang menanyakan rahasia keharmonisan rumah tangga):“Rahasianya adalah jangan dekatkan wanita dengan harta, tapi dekatkan dia dengan agama.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 66
Kalila (kepada Pak Jaja yang terburu-buru ingin jawaban segera atas lamarannya untuk Azmi): “Ini jawaban tanpa melibatkan Allah karena Anda tidak memberikan kesempatan saya untuk beristikharah. Saya hanya melibatkan perasaan dan logika. Maaf.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 67
Mas Roy (kepada Domino yang tidak suka dibanding-bandingkan dengan Azmi yang juga ditolak Kalila): “Ya udah, kalau bisa lebih dewasa, cari perempuan yang lain saja. Perempuan di dunia ini lebih banyak daripada laki-laki, Dom. Gak usah khawatir, Allah gak akan kehabisan cara untuk menyatukan jodohnya dan memisahkan yang bukan jodonhya.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 68
Pak Wijoyo (menanggapi rencana Azzam untuk mengundang warga untuk meramaikan sholat subuh berjamaah di musholla): “Aku tahu ini dari buku-buku nih Zam ya. Rasul membangun masjid itu untuk menjadi pusat peradaban, pusat perekonomian. Nah itu, itu konsepnya tuh.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 69
Bang Asrul (kepada Bang Udin yang membaca Alquran dengan tengkurap): “Eh, Din. Yang kau baca itu bukan majalah tapi Alquran. Jaga sopan santun kau ketika kau membacanya. Muliakan! Duduk!”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 70
Bang Asrul (kepada Bang Udin yang masih mencari doa lain selain QS. Al-Mu’minun: 29, Dan berdoalah: “Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkahi, dan Engkau adalah sebaik-baik pemberi tempat”): “Allahu akbar! Itu doa Nabi Nuh, Din. Dari doa itu, kau berharap semoga Allah memberikan tempat yang mulia, hijrah dari keadaan kau saat ini. Ya udah, buka! Buka surat Al-Maidah ayat 114!”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 71
Azzam (kepada Emir yang tertantang untuk maju melamar Kalila, setelah tahu Kalila menolak lamaran Domino dan Azmi, sekalian minta bantuan Azzam untuk mewakili keluarga untuk melamar): “Mir, air di kolam sudah sangat keruh. Kalau kamu ikut memasukkan tangan kamu ke dalam kolam itu, airnya akan semakin keruh. Terburu-buru itu temannya setan, Mir. Tunggu sampai air di tanah itu mengendap hingga bening. Diam di tempat kamu, Mir! Kemenangan itu milik orang-orang yang mau bersabar. Masih banyak hal penting yang harus kamu dahulukan, Mir. Pulang, cium dan basuh kaki ibu kamu. In sya Allah semua akan dimudahkan untuk kamu.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 72
Bang Jack (kepada Azzam yang mengkhawatirkan dampak negatif dari penyebaran undangan sholat subuh berjamaah): “Ini khawatirnya jadi kebiasaan. Terus, akhirnya jadi budaya. Jadi orang-orang gak bakal datang ke musholla buat sholat berjamaah kalau kagak diundang. Nah, akhirnya undangan menggantikan adzan.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 73
Bang Jack (setelah tahu uang setoran Juki, Chelsea, dan Barong kepada Sidiq Artist Management dugunakan oleh Sidiq untuk melunasi hutang): “Alhamdulillaah. Melunasi hutang itu seperti melepas beban setengah dunia dari pundak kita.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 74
Bang Jack (kepada Chelsea, Juki, dan Barong yang mengadukan kerugian atas penipuan Sidiq Artist Management): “Begini. Coba sekarang Lu itung berapa kerugian akibat dari masa lalu Lu. Lu, Chelsea. Coba Lu hitung kerugian dari orang-orang yang Lu bujuk beli narkoba Lu, dulu. Rusak jiwa raga, rusak mental, rusak rumah tangga, rusak hartanya, rusak matinya karena overdosis. Lu, Juki. Coba Lu hitung kerugian berapa banyak tuh ibu-ibu yang kehilangan dompetnya tiap hari di pasar. Rong, hitung berapa kerugian orang-orang yang kehilangan motor, kehilangan mobil, gara-gara Lu colong. Terus, korban-korban Lu itu ada yang nuntut ganti rugi ke Lu gak? Ada yang nuntut ganti rugi ke Lu gak? (Gak ada kan?) Kenapa? Sebab mereka juga sudah menyadari barangkali bahwa mereka juga bersalah sehingga jadi korban Lu. Atau mungkin mereka bisa menerima nasib buruk mereka. Atau mungkin juga mereka udah dikasih ganti yang lebih baik pada saat mereka taubat atas dosa-dosa mereka. Lu tuh bertiga udah dimaafkan oleh banyak orang, banyak orang memaafkan Lu. Kenapa sekarang Lu gak bisa memaafkan orang yang nyusahin Lu ini (Sidiq)?”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 75
Mira (kepada Bang Asrul yang pulang membawa kayu dan daun-daun kering dari kebun orang lain tanpa izin): “Di antara halal dan haram itu ada syubhat, Bang. Samar-samar. Yang banyak orang gak tahu. Kalau Abang takut sama syubhat, berarti Abang menyelamatkan agama dan kehormatannya. Kalau Abang terlibat dalam syubhat, maka akan terjerumus ke dalam perkara yang diharamkan. Jangan lukai kebanggaan Mira yang telah melihat Abang mencari rizkiyang halal dengan segala kesulitannya selama ini. Balikin, Bang.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 76
Ustadz Ferry (kepada Nenek Vega dan Nenek Vegi yang merasa terlecehkan harga dirinya jika terlalu sering menerima sedekah sehingga lebih memilih mencuri yang mereka rasakan lebih menantang): “Perbuatan mencuri justru bisa menghancurkan harga diri Nek Vegi dan Nek Vega di mata manusia dan juga dihadapan Allah.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 77
Ustadz Ferry (kepada istrinya yang merasa prihatin dengan Nek Vega dan Nek Vegi yang tidak terlihat kapok padahal sehat dan tidak bodoh): “Paham agama gak otomatis taat pada agama. Agama apapun. Masalah hidup manusia dari dulu dengan agama adalah ketaatan pada agama seperti kita taat pada agama kita. Takwalah kita pada agama kita dengan takwa yang sebenar-benarnya. Walaupun anak-anak kita belum bisa paham, tapi kita harus mengajari sholat semenjak kecil agar dia mengerti dan taat pada agamanya.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 78
Mas Roy (kepada trio RW dan beberapa warga yang bekerja sama untuk melayani penukaran uang receh untuk sedekah sebanyak Rp9.000 dengan harga Rp10.000): “Ini namanya jual beli uang. Walaupun sama-sama ikhlas. (Dimana-mana seperti itu) berarti di mana-mana mempraktekkan riba. Percuma sedekah dengan uang yang haram atau yang dikelola secara haram. Ah kalau mau, begini saja. Ada orang yang mau nuker recehan 10 ribu, ya dikasih 10 ribu. Ya bilang saja minta ganti ongkos penukarannya. Seikhlasnya orang itu. In sya Allah bisa dapat 2 ribu. Bisa 5 ribu. Malah bisa lebih. Dan itu in sya Allah halal.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 79
Bang Jack (kepada Azzam yang terlihat sangat kecewa karena hampir semua warga tidak memenuhi undangannya untuk sholat berjamaah di musholla): “Santai, Bro santai. Orang mukmin yang naik ke kapal Nabi Nuh aja cuma 13 orang. Iya. Padahal Nabi Nuh udah dakwah hampir 10 abad.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 80
Loli (kepada Bang Sam yang ada keinginan untuk menikahi Loli, apalagi belakangan mereka sering bersama terkait pekerjaan): “Loli juga sempet berpikir kayak gitu, Bang. Tapi susah kalau mau ngomongin soal cinta kalau belum kebayang duitnya.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 81
Azmi (kepada Kalila yang bertanya apa yang ditawarkan Azmi sehingga berani melamar): “Aku pikir, aku akan menempatkan kamu menjadi seorang muslimah yang memang di mana harus ditempatkan di atas kemuliaannya itu. Aku akan menjadikan kamu perhiasanku di dunia, di dalam rumah surgaku. Dan aku akan selalu membuat kamu itu tersanjung karena kasih sayangku kepadamu. Dan yang terakhir, aku akan selalu menjaga dan menjauhkan kamu dari api neraka.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 82
Domino (kepada Kalila yang bertanya apa yang ditawarkan Domino sehingga berani melamar): “Aku gak semulia Rasulullah, aku gak setakwa Nabi Ibrahim, aku gak setabah Nabi Ayyub, dan bukan pula sekaya Nabi Sulaiman, atau bahkan setampan Nabi Yusuf ‘alaihimussalaam. Aku hanya pemuda akhir zaman yang punya impian dan cita-cita dan berharap bisa menjadi suami yang soleh untuk kamu dan anak-anak kita.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 83
Kalila (kepada Azmi dan Domino yang telah menyampaikan tawaran mereka masing-masing sehingga berani melamar Kalila): “Terima kasih atas apa yang kalian tawarkan. Saya hanya sedang berikhtiar untuk mencari jawaban atas doa-doa yang saya panjatkan.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 84
Pak Jalal (kepada Pak Jaja yang terus mendorong Pak Jalal untuk membujuk Kalila agar mau mengubah keputusan untuk menerima lamaran Azmi): “Gue tuh cuma gak mau maksa Kalila nikah sama anak Lu. Yang mau nikah itu mereka, Ji (panggilan haji-peny). Biar mereka yang milih mana yang paling pas buat dirinya. Kan mereka yang bakal ngejalanin hidup mereka sendiri. Bukan kita. Kita tuh cuma dapat jatah yang ngerestuin. “
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 85
Bang Udin (kepada Bang Asrul dan Mira yang datang menjenguknya ketika sakit sambil membawa makanan): “Lu emang sahabat sejati, Srul, Mir. Perhatian Lu berdua gak ada tandingannya. Gua terharu. Gua pikir, Gua sekadar temen buat Lu, tapi Lu bela-belain Lu berdua datang kemari buat jenguk Gua. Pakai baju bagus lagi. Gua merasa terhormat dan disayangin. Gua merasa dihargain.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 86
Pak Jalal (kepada Kalila yang terselip keraguan dalam pernikahannya dengan Domino, padahal sudah tinggal menunggu beberapa jam lagi akan dilangsungkan akad nikah): “Eh, inget Kal! Setan itu akan terus berusaha mencelakakai manusia. Dan kalau gak bisa, dia akan terus membuat manusia dalam keresahan dan keraguan. Inget tuh!”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 87
Bu RW (kepada ibu-ibu tamu undangan yang menebak-nebak mas kawin Domino untuk Kalila): “Sebaik-baik perempuan yang maharnya mudah, in sya Allah berkah.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 88
Azzam (berdoa untuk pernikahan Domino dan Kalila): “Ya Allah, berkahilah pernikahan sahabat-sahabat hatiku. Karuniailah mereka dengan keturunan yang sangat sangat mencintai masjid, generasi yang selalu meramaikan dan menghidupkan masjid-masjid. Aamiin.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 89
Bang Jack (merasa sepi dan sendiri di malam hari setelah acara akad nikah Domino dan Kalila selesai): “Akhirnya, waktu juga yang menang. Semua sudah ditakdirkan untuk terjadi hanya pada waktunya. Tidak ada yang bisa mengalahkan, apalagi menguasai waktu kecuali Allah yang menciptakannya, yang bersumpah dengannya. Dan aku tertinggal lagi di belakang. Manusia-manusia yang berbahagia baru saja pergi menuju kebahagiaan berikutnya. Barokallah. Barokallah. Mungkin namaku harusnya Abi Dzar Alghifari, orang yang selalu sendiri tertinggal di belakang barisan sendiri, berangkat dan pulang perang sendiri, lalu mati sendiri tanpa orang mengenali.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

Dialog 90
Bang Jack (setelah didatangi dan ditanya Bu Dewi, apakah Bang Jack bisa membuat Bu Dewi tertawa setiap hari): ”Yaa Allah Yaa Rabb, nikmat mana lagi yang akan hamba dustakan? Engkau selalu memberikan kejutan manis di ujung setiap penantian panjang. Rasanya tak cukup sujudku seumur hidup untuk bersyukur pada-Mu. Allaahu akbar. Allaahu akbar. Allaahu akbar. Allah. Allah. Allah.”
#DialogPenuhHikmahPPT10

[SELESAI]

Penyusun: Fauzi Daeji Ahmad selama Ramadhan 1437 H
Semoga hikmahnya bisa kita resapi dan menjadi pelajaran hidup.
Aamiin Ya Robb.

2 komentar:

  1. ramadhan ini saya full gk nonton PPT jilid edisi tahun ini :(
    Tp bruntung stiap tahun ada postingan quote2 PPT blog ini..
    Moga tetep istiqomah sll ngeshare yg baik2, biarpun cm setahun sekali... :)
    Thanks.. *ijin copas :D

    BalasHapus
  2. In sya Allah bisa istiqomah dengan bantuan Allah. Aaamiin. Alhamdulillaah... Mudah2an semakin banyak yang merasakan manfaat dari blog ini dan dari kumpulan dialog PPT yang ada di blog ini. Salam kenal akh Farid..:-)

    BalasHapus