Sabtu, 22 Februari 2014

"Solusi Utang Riba"



"Solusi Utang Riba"


Tentu kita sudah tahu tentang perkara utang piutang. Pada dasarnya memang diperbolehkan sebagai sarana saling tolong-menolong. (Mari kita baca lagi "Utang dan Riba"). 

Kita pun pasti sudah tahu tentang bahaya riba. Sayangnya masih banyak diantara kita yang masih bersentuhan dengan riba. Dengan berbagai alasan. Paling banyak karena ketidaktahuan. Keadaan ini semakin menyuburkan keberadaan para kapitalis yang ingin mencari keuntungan dalam utang piutang. 

Sebagian besar mereka sengaja menyebarkan prinsip-prinsip yang salah tentang utang piutang. Seperti yang telah dijelaskan dalam "Salah Prinsip (ber)Utang". Tidak heran sampai sekarang masih marak keberadaan kartu kredit dan jasa pembelian barang-barang secara kredit.  Bahkan parahnya terkesan dipersulit jika kita hendak melakukan transaksi secara tunai.


Kalaupun di antara kita ada yang sudah terlanjur terlibat utang yang mengandung riba dan berniat untuk terlepas darinya, insya Allah ada cara. Semoga Allah mudahkan kita semua yang ingin terlepas dari utang yang mengandung riba. Berikut beberapa yang bisa kita lakukan:
 
1. Azzam (Niat yang Sungguh-Sungguh)

Azzam-kan dalam hati kita bahwa kita akan menghindarinya. Kalau perlu buatlah kalimat sugesti yang diucapkan rutin. Insya Allah itu merupaka doa.

2. Taqwa (Tawadhu’, Qana’ah, Wara’)

Biasakanlah kita untuk selalu tawadhu' (rendah hati), Qana'ah (merasa cukup), dan Wara' (selalu berhati-hati). Ketiga akhlak terpuji tersebut akan membantu mengerem hawa nafsu yang selalu merasa tidak puas dengan yang kita miliki.

3. Melipatkgandakan Penghasilan

Umumnya kita terpaksa membeli sesuatu secara kredit karena penghasilan kita yang sering kita anggap pas-pasan. Berbeda cerita jika penghasilan kita tinggi. Kita bisa punya kesempatan lebih besar untuk tidak bersentuhan dengan riba.

4. Swap the Debt to Equity

Sangat lazim kita para pengusaha membutuhkan tambahan modal. Jika tidak hati-hati dan jeli, kita akan terjerumus ke dalam tambahan modal yang mengandung unsur riba. Misalnya meminjam modal usaha ke bank. Sudah pasti angsuran yang kita bayarkan harus menyertakan bunga. Besar persentase bunga pun terkadang tidak tetap.

Menambah modal usaha tidak hanya dari bank atau lembaga keuangan semacamnya, tetapi juga bisa kita peroleh kenalan kita, misalnya orang tua, saudara, sahabat, atasan, atau siapa pun yang kecil kemungkinan untuk menyertakan bunga dalam syarat pengembaliannya. Berilah tawaran kepada mereka untuk menjadi investor kita. Insya Allah ini jauh lebih baik bagi diri kita dan bisa menjadi sarana memperat silaturrahim dengan sang investor.

5. Menahan Diri

Langkah ini tidak kalah penting. Belajarlah untuk menahan keinginan-keinginan. Tentukanlah prioritas. Jika kebutuhan utama (kebutuhan pokok) sudah terpenuhi, patut kita syukuri. Keinginan akan keperluan tambahan (kebutuhan sekunder dan kebutuhan tersier) sah-sah saja untuk dituruti. Akan tetapi alangkah lebih baik jika sebelumnya kita pertimbangkan secara mendalam, misalnya mengenai tingkat kepentingan dan manfaatnya. Jika keperluan tambahan tersebut tidak terlalu penting dan juga tidak terlalu memberi banyak manfaat nantinya, tundalah untuk sementara.

6. Cash Basis

Upayakan sebisa mungkin untuk selalu bertransaksi secara tunai. Prinsip sesungguhnya banyak keuntungan buat kita. Salah satunya adalah ketenangan dan ketentraman. Sangat kontras perbedaannya dengan transaksi kredit. Transaksi kredit membuat kita seperti dikejar-kejar. Tidak tenang. Selalu menjadi beban pikiran.

7. NO INTERST (Tanpa Bunga)

Kalaupun kita sangat terpaksa untuk berutang atau membeli sesuatu tapi tidak cukup uang, hindarilah berutang dan transaksi jual-beli yang pelunasannya mempersyaratkan bunga. Karena seperti dijelaskan sebelumnya, adanya bungalah yang menjadikan utang piutang dan trasnsaksi jual-beli menjadi tidak halal.

Riba dalam bentuk bunga ini paling menonjol pada layanan pinjaman perbankan. Sistem bunga juga banyak diaplikasikan pada banyak layanan lainnya, misalnya kartu kredit, KPR (Kredit Kepemilikan Rumah). kredit barang mewah (termasuk smartphone), kredit kendaraan bermotor, semua jenis asuransi, pegadaian, dan bisa jadi masih ada banyak lagi yang lainnya.

Itulah beberapa cara yang bisa kita jalani agar kita terhindar bari riba. Semoga Allah selalu berkenan membantu dan memberi pertolongan kepada kita semua. Aamiin.

Wallaahu a'lam.

Inspirasi tulisan ini penulis dapatkan setelah mengikuti Seminar “Rahasia Sukses Mengembangkan Usaha Tanpa Utang Tanpa Riba”, 8 Februari 2014 bersama Ustadz Syamsul Arifin.
 
Baca juga "Indahnya Qana'ah"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar