"Gengsi"
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kata 'gengsi' diartikan sebagai berikut:
geng·si /géngsi/ n 1 sanak keluarga (orang-orang yg masih ada hubungan keturunan); asal turunan: tidak ada -- nya yg tinggal di sini; ia terlalu membanggakan ketinggian -- nya; 2 kehormatan dan pengaruh; harga diri; martabat: tindakannya hanya untuk menjaga -- nya;
Gengsi memiliki konotasi yang cenderung negatif karena lebih sering bermakna 'kehormatan' atau 'harga diri' atau 'martabat' yang tidak rela untuk dilecehkan.
Karena gengsi terkadang membuat kita enggan untuk mengaku salah saat salah, segan memaafkan saat ada yang meminta maaf, bahkan sampai membuat kita bermewah-mewah karena tidak mau dianggap miskin.
Gengsi merupakan bagian dari kesombongan diri karena memelihara gengsi sama saja dengan menganggap diri lebih baik dari orang lain dan itu artinya sama saja dengan meremehkan orang lain.
"Sesungguhnya Allah itu indah, cinta kepada keindahan. Sombong adalah menolak al-haq (kebenaran) dan melecehkan manusia." (HR Muslim)
Sedangkan kesombongan mendapatkan ancaman tidak masuk surga. Seperti yang di sampaikan dalam hadits berikut:
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
"Tidak akan masuk surga seorang yang dalam hatinya ada sebiji dzarrah dari kesombongan.' (HR. Muslim)
Yang demikian karena surga Allah سبحانه وتعالى persiapkan bagi orang-orang yang tidak sombong, sebagaimana firman-Nya:
"Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertaqwa". (al-Qashash: 83)
Kemampuan mengontrol gengsi akan membuat kita berlaku lurus dan baik, taat beragama dan interaksi sosial yang baik. Jika mampu melakukannnya, akan memberikan kesehatan mental dan jiwa seseorang.
Semoga kita selalu mendapat pertolongan Allah Ta'alaa untuk selalu berada di jalan-Nya. Aamiin.
Oleh: Fauzi Daeji Ahmad, dikuatkan oleh Ust Kemal di Kajian Rabu di Bintang Pelajar Cabang Pajajaran Bogor.
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kata 'gengsi' diartikan sebagai berikut:
geng·si /géngsi/ n 1 sanak keluarga (orang-orang yg masih ada hubungan keturunan); asal turunan: tidak ada -- nya yg tinggal di sini; ia terlalu membanggakan ketinggian -- nya; 2 kehormatan dan pengaruh; harga diri; martabat: tindakannya hanya untuk menjaga -- nya;
Gengsi memiliki konotasi yang cenderung negatif karena lebih sering bermakna 'kehormatan' atau 'harga diri' atau 'martabat' yang tidak rela untuk dilecehkan.
Karena gengsi terkadang membuat kita enggan untuk mengaku salah saat salah, segan memaafkan saat ada yang meminta maaf, bahkan sampai membuat kita bermewah-mewah karena tidak mau dianggap miskin.
Gengsi merupakan bagian dari kesombongan diri karena memelihara gengsi sama saja dengan menganggap diri lebih baik dari orang lain dan itu artinya sama saja dengan meremehkan orang lain.
« إن الله جميل يحب الجمال، الكبر بطر الحق وغمط الناس »
"Sesungguhnya Allah itu indah, cinta kepada keindahan. Sombong adalah menolak al-haq (kebenaran) dan melecehkan manusia." (HR Muslim)
Sedangkan kesombongan mendapatkan ancaman tidak masuk surga. Seperti yang di sampaikan dalam hadits berikut:
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ.
"Tidak akan masuk surga seorang yang dalam hatinya ada sebiji dzarrah dari kesombongan.' (HR. Muslim)
Yang demikian karena surga Allah سبحانه وتعالى persiapkan bagi orang-orang yang tidak sombong, sebagaimana firman-Nya:
تِلْكَ
الدَّارُ اْلآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لاَ يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي
اْلأَرْضِ وَلاَ فَسَادًا وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ. (القصص: 83)
"Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertaqwa". (al-Qashash: 83)
Kemampuan mengontrol gengsi akan membuat kita berlaku lurus dan baik, taat beragama dan interaksi sosial yang baik. Jika mampu melakukannnya, akan memberikan kesehatan mental dan jiwa seseorang.
Semoga kita selalu mendapat pertolongan Allah Ta'alaa untuk selalu berada di jalan-Nya. Aamiin.
Oleh: Fauzi Daeji Ahmad, dikuatkan oleh Ust Kemal di Kajian Rabu di Bintang Pelajar Cabang Pajajaran Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar