"Akal Pikiran"
Dari tulisan yang berjudul "Manusia", telah kita ketahui perihal akal. Adanya akal menjadikan manusia sebagai ciptaan Allah yang terbaik.
Sebagai rasa syukur atas anugerah akal, kita dituntun untuk selalu mempergunakan atau mengasahnya.
Dalam Al-qur’an baik surat makiyah atau madaniyah keduanya mengajak untuk berfikir atau menggunakan pikiran, tidak meninggalkannya atau membuatnya mandek, oleh karena itu akal berfungsi sebagai:
1. Memikirkan objek alam semesta.
Alquran mengajak untuk berfikir dengan beragam bentuk redaksi tentang segala hal, kecuali tentang zat Allah Azza Wa Jalla, karena mencurahkan akal untuk memikirkan zat-Nya adalah pemborosan energi akal, mengingat pengetahuan tentang zat Allah tidak mungkin dicapai oleh akal manusia, maka manusia cukup memikirkan tentang ciptaan-Nya di langit, di bumi dan dalam diri manusia sendiri, Allah berfirman:
Artinya :
“Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya.” (Ar-Ruum: 8)
Maka hendaklah kaum ulul al-baab mencurahkan segenap potensi mereka untuk memikirkan penciptaan langit dan bumi beserta isinya dengan seluruh keteraturan dan ketelitiaan penciptaannya, sehingga Allah Ta'ala akan menunjukan kepada mereka suatu kesimpulan bahwa penciptaan keduanya adalah untuk suatu hikmah, bukan untuk kesia-siaan.
Hendaklah akal memikirkan ayat-ayat Allah tentang bumi,langit, matahari,dan bintang, demikian pula segala sesuatu yang ada didalam bumi seperti hewan, tumbuhan, gunung, sungai, dan lautan, seluruh alam semesta dengan segala isinya adalah ajang untuk dipikirkan manusia seluas-luasnya.
2. Berfikir tentang dimensi Maknawi (immateril)
Berfikir tidak hanya terbatas pada segi-segi materi, namun juga menyentuh sisi-sisi maknawi (Immateri), seperti hubungan antara suami istri yang dimaksudkan oleh Alquran sebagai salah satu tanda kebesaran Allah Ta'ala, sesuai dalam firman-Nya:
Artinya :
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (Ar-Rum : 21)
Contoh lain segi Immateri, adalah objek kajiaan akal pikiran tentang perlakuaan Allah terhadap jiwa manusia ketika manusia sedang tidur dan ketika menemui ajal, Allah Ta'ala berfirman :
Artinya :
“ Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.” (Az-zumar : 42)
3. Berfikir tentang ayat-ayat Tanziliyah (wahyu)
Objek kajiaan akal bukan hanya ayat ayat kauniyah “alam semesta” tetapi termasuk ayat ayat yang diturunkan dalam bentuk wahyu. Yang pertama ayat ayat yang terlihat, sedangkan yang terakhir ayat ayat yang terdengar dan terbaca, Allah Ta'ala Berfirman:
Artinya :
“ Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.” Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: ” Yang lebih dari keperluan.” Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir.” (Al-Baqarah : 219)
4. Alquran Objek berfikir yang sangat luas.
Imam Ghazali menjelaskan tentang objek pemikiran ciptaan ciptaan Allah terbagi menjadi beberapa bagian, pertama yang tidak diketahui wujudnya dan ini tidak mungkin dipikirkan, akan banyak ciptaan Allah yang memang tidak kita ketahui, Allah berfirman
Artinya :
“ (Dia telah menciptakan) kuda, bagal dan keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya.” (An-Nahl : 8}
Firman Allah dalam surat yasin
Artinya :
“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.” ( Yasin : 36)
Kedua yang diketahui asalnya dan jumlahnya namun tidak diketahui secara rinci, kita baru mengetahui secara detil dengan berfikir, bagian ini terbagi lagi menjadi dua, pertama yang diketahui dengan mata seperti langit dan bumi yang tujuh lapis, langit dengan bintang bintang yang menghiasinya dapat dilihat oleh manusia, bumi, gunung, barang tambang dan lain lain semua itu dapat ditangkap dengan mata, kedua yang tidak dapat diketahui dengan mata seperti malaikat, jin, ‘Arsy dll.
5. Berfikir secara total, berdua atau sendiri
Diantara ayat ayat yang mendorong untuk berfikir adalah firman Allah Ta'ala
Artinya :
“ Katakanlah: “Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal saja, yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua- dua atau sendiri-sendiri; kemudian kamu fikirkan (tentang Muhammad) tidak ada penyakit gila sedikitpun pada kawanmu itu. Dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu sebelum (menghadapi) azab yang keras.” ( Saba’ : 46)
Wallahu a'lam
Dari tulisan yang berjudul "Manusia", telah kita ketahui perihal akal. Adanya akal menjadikan manusia sebagai ciptaan Allah yang terbaik.
Sebagai rasa syukur atas anugerah akal, kita dituntun untuk selalu mempergunakan atau mengasahnya.
Dalam Al-qur’an baik surat makiyah atau madaniyah keduanya mengajak untuk berfikir atau menggunakan pikiran, tidak meninggalkannya atau membuatnya mandek, oleh karena itu akal berfungsi sebagai:
1. Memikirkan objek alam semesta.
Alquran mengajak untuk berfikir dengan beragam bentuk redaksi tentang segala hal, kecuali tentang zat Allah Azza Wa Jalla, karena mencurahkan akal untuk memikirkan zat-Nya adalah pemborosan energi akal, mengingat pengetahuan tentang zat Allah tidak mungkin dicapai oleh akal manusia, maka manusia cukup memikirkan tentang ciptaan-Nya di langit, di bumi dan dalam diri manusia sendiri, Allah berfirman:
Artinya :
“Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya.” (Ar-Ruum: 8)
Maka hendaklah kaum ulul al-baab mencurahkan segenap potensi mereka untuk memikirkan penciptaan langit dan bumi beserta isinya dengan seluruh keteraturan dan ketelitiaan penciptaannya, sehingga Allah Ta'ala akan menunjukan kepada mereka suatu kesimpulan bahwa penciptaan keduanya adalah untuk suatu hikmah, bukan untuk kesia-siaan.
Hendaklah akal memikirkan ayat-ayat Allah tentang bumi,langit, matahari,dan bintang, demikian pula segala sesuatu yang ada didalam bumi seperti hewan, tumbuhan, gunung, sungai, dan lautan, seluruh alam semesta dengan segala isinya adalah ajang untuk dipikirkan manusia seluas-luasnya.
2. Berfikir tentang dimensi Maknawi (immateril)
Berfikir tidak hanya terbatas pada segi-segi materi, namun juga menyentuh sisi-sisi maknawi (Immateri), seperti hubungan antara suami istri yang dimaksudkan oleh Alquran sebagai salah satu tanda kebesaran Allah Ta'ala, sesuai dalam firman-Nya:
Artinya :
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (Ar-Rum : 21)
Contoh lain segi Immateri, adalah objek kajiaan akal pikiran tentang perlakuaan Allah terhadap jiwa manusia ketika manusia sedang tidur dan ketika menemui ajal, Allah Ta'ala berfirman :
Artinya :
“ Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.” (Az-zumar : 42)
3. Berfikir tentang ayat-ayat Tanziliyah (wahyu)
Objek kajiaan akal bukan hanya ayat ayat kauniyah “alam semesta” tetapi termasuk ayat ayat yang diturunkan dalam bentuk wahyu. Yang pertama ayat ayat yang terlihat, sedangkan yang terakhir ayat ayat yang terdengar dan terbaca, Allah Ta'ala Berfirman:
Artinya :
“ Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.” Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: ” Yang lebih dari keperluan.” Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir.” (Al-Baqarah : 219)
4. Alquran Objek berfikir yang sangat luas.
Imam Ghazali menjelaskan tentang objek pemikiran ciptaan ciptaan Allah terbagi menjadi beberapa bagian, pertama yang tidak diketahui wujudnya dan ini tidak mungkin dipikirkan, akan banyak ciptaan Allah yang memang tidak kita ketahui, Allah berfirman
Artinya :
“ (Dia telah menciptakan) kuda, bagal dan keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya.” (An-Nahl : 8}
Firman Allah dalam surat yasin
Artinya :
“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.” ( Yasin : 36)
Kedua yang diketahui asalnya dan jumlahnya namun tidak diketahui secara rinci, kita baru mengetahui secara detil dengan berfikir, bagian ini terbagi lagi menjadi dua, pertama yang diketahui dengan mata seperti langit dan bumi yang tujuh lapis, langit dengan bintang bintang yang menghiasinya dapat dilihat oleh manusia, bumi, gunung, barang tambang dan lain lain semua itu dapat ditangkap dengan mata, kedua yang tidak dapat diketahui dengan mata seperti malaikat, jin, ‘Arsy dll.
5. Berfikir secara total, berdua atau sendiri
Diantara ayat ayat yang mendorong untuk berfikir adalah firman Allah Ta'ala
Artinya :
“ Katakanlah: “Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal saja, yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua- dua atau sendiri-sendiri; kemudian kamu fikirkan (tentang Muhammad) tidak ada penyakit gila sedikitpun pada kawanmu itu. Dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu sebelum (menghadapi) azab yang keras.” ( Saba’ : 46)
Dalam ayat tersebut Allah Ta'ala memberi perintah kepada rasul agar
memberikan nasehat kepada kaumnya dan mendorong mereka untuk melakukan
satu hal, tidak yang lainnya hingga mereka akan mengetahui hakekat
kenabianya, apakah benar atau palsu, dan mengetahui hakikat pribadinya,
apakah ia seorang gila yang sedang mengigau ataukah seorang rasul yang
sedang memberi petunjuk? Satu hal yang dituntut itu terdiri atas dua
langkah, pertama agar mereka menghadap Allah Ta'ala berdua atau sendirian
kedua agar mereka berfikir, artinya menggunakan pikiran mereka, tidak
membuatnya beku.
Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar