Rabu, 02 Juli 2014

"Laghwu"

"Laghwu (sia-sia)"


Lebih Senang Melakukan Perbuatan dan Perkataan Maksiat dan Sia-Sia (Laghwu)

Jika ada yang bertanya, apa yang suka dilakukan kaum wanita selain mengurus rumah tangganya? Maka, biasanya orang akan menjawab, "Ngerumpi." Ngerumpi ini sudah menjadi trend mark wanita. Dan, sudah menjadi rahasia umum jika yang dibicarakan itu adalah isu-isu dan gosip-gosip seputar masalah rumah tangga, perselingkuhan, dan kabar-kabar angin yang belum tentu jelas ujung pangkalnya.

Dalam realitas yang lain, kebanyakan yang terlibat dalam pelacuran, ajang pamer-pamer body (model, fashion, kontes kecantikan, pagelaran musik dan tari, dan lain- lain) adalah kaum wanita. Tanpa sadar, kaum wanita telah dengan sukarela dijadikan sebagai komoditas. Layaknya barang, wanita sudah tidak lagi dinilai dari who am I (siapa saya?), tetapi dari what am I (apa saya?).

Wanita ibarat dagangan bernyawa yang dapat ditakar dengan lembaran rupiah. Yang lebih parah lagi, sudah menjadi suatu aksioma, terutama di kalangan bisnis, bahwa jika ingin mencapai suatu angka transaksi maksimal, memuluskan jalan meraih tender triliunan rupiah, wanitalah yang menjadi senjata utamanya. Dan, sebagian kaum wanita merasakan semua itu sebagai momen yang tepat untuk meraih keuntungan ekonomi dengan dalih aktualisasi diri, pemberdayaan potensi, dan sebagainya, tanpa mereka sadari bahwa merekalah yang sesungguhnya diperdaya oleh orang-orang yang memiliki tendensi buruk.


Inilah yang disebut dengan perbuatan laghwu. Kata laghwu terambil dari kata lagha yang secara bahasa berarti batal atau seharusnya tidak terjadi. Allah Ta'ala menyifati orang-orang yang beriman dan akan mewarisi Surga Firdaus salah satunya adalah orang-orang yang menjauhkan diri dari yang tiada berguna (laghwu) (QS Al-Muminun [23]: 3). Dengan demikian, apa pun, baik perbuatan maupun perkataan yang laghwu (sia-sia) tidak diperkenankan dalam Islam Rasulullah Shollallaahu 'alaihi wasallaam. bersabda, "Termasuk baiknya keislaman seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak berguna baginya" (HR Al-Tirmidzi dari Abu Hurairah rodhiallaahu 'anhu.).

Suatu pagi Rasulullah Shollallaahu 'alaihi wasallaam keluar untuk melaksanakan shalat Shubuh di masjid, sedangkan seorang wanita bernama Juwairiyyah binti Al-Harits sudah duduk di masjid. Kemudian, setelah Rasulullah Shollallaahu 'alaihi wasallaam pulang sesudah mengerjakan shalat Dhuha, Juwairiyyah masih tetap duduk di sana. Beliau lantas bertanya, "Sejak tadi engkau tetap duduk begitu belum beranjak?" la menjawab, "Benar." Lalu, Rasulullah Shollallaahu 'alaihi wasallaam menganjurkan ia membaca beberapa kalimat tasbih. (HR Muslim)

Perhatikan, Rasulullah Shollallaahu 'alaihi wasallaam menganjurkan agar seseorang tidak sekadar duduk bengong tanpa satu amalan apa pun. Karena hidup begitu singkat, dan mengerjakan perbuatan laghwu termasuk upaya menyia-nyiakan waktu yang singkat tersebut.

Sumber : Wanita yang Dirindukan Surga
Karya : M. Fauzi Rachman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar